Mohon tunggu...
Angela Florida Mau
Angela Florida Mau Mohon Tunggu... Penulis - The Spirit of God is on me
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

(Amare,Serive Et Aedivicare). Abadikan pengalaman dan kisah perjalanan hidupmu dengan menulis. Keabadian tampak indah bila terkenang dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suara Hati

17 Maret 2022   10:18 Diperbarui: 17 Maret 2022   10:21 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                      Latar Belakang Masalah.

Berbicara soal suara hati  bukanlah hal yang baru lagi di saat  ini. Hal ini sudah di mulai pada abad ke 2-5 pada jaman / masa bapa- bapa gereja,  sudah dibicarakan di waktu itu sampai menemukan inti dari pemikiran bahwa suara hati adalah  pancaran  Roh Kudus dalam artian bahwa  hati merupakan pusat atau inti  kesucian manusia atau bait Allah.   Bukan sekedar pembicaraan pada awal masa bapa-bapa gereja topik suara hati ini dibicarakan akan tetapi masing-masing kita juga memiliki suara hati yang tentu  dapat kita sadari entah juga tidak kita  sadari.  Dan sering kali juga dibicarakan tetapi tidak menutup kemungkinan juga suara hati ada kalanya tidak mudah dimengerti. Kadang kita bertanya apa maksudnya ini atau apa yang harus saya lakukan jika dalam hatiku mengataan demikian. Dengan demikian bahwa suara hati akan bertarung dengan pribadi manusia itu sendiri, sebagaimana semestinya.

Suara hati ialah kemampuan manusia untuk menyadari tugas moral dan untuk mengambil keputusan moral. Kesadaran moral tidak berarti bahwa manusia dibekali dengan aturan jelas mengenai setiap tugas kewajiban.   Suara  hati tidak hanya menilai sarana dan tujuan usaha manusia sesuai dengan arah hidupnya Keputusan suara hati juga merupakan pedoman dan daya penggerak bagi tindakan kita. Dalam praktik keludupan jarang ada yang mutlak perlu, yang tanpa alternatif dan tidak dapat diganti oleh sesuatu yang lain. Namun pertimbangan pro dan kontra tidak dapat diperpanjang terus-menerus. Demi perkembangan hidup harus ada keputusan dan diambil risiko Jadi suara hati membantu manusia mengikatkan diri pada keputusan tertentu dan menjalaninya dengan setia dan tekun.

Bagi manusia yang telah menemukan Tuhan sebagai dasar dan tujuan hidupnya, keputusan suara hati juga merupakan jawaban terhadap Allah. Di dalam imanlah, manusia bertemu dengan Allah. Maka bagi orang beriman keputusan suara hati berarti perwujudan iman, sebab sebagaimana hidup menjadi kenyataan kalau membuat sesuatu yang konkret, demikian juga iman menjadi hidup dalam keputusan mengenai tugas dan kewajiban sehari-hari di hadapan Allah. Jadi, iman itu hidup bukan pertama-tama dalam agama sebagai ungkapan iman yang eksplisit, melainkan dalam tindakan moral sebagai wujud hidup beriman. Di situ terjalinlah relasi manusia dengan Allah. Tidaklah cukup bagi manusia, jika ia hanya berseru "Tuhan, Tuhan!". Ia masih harus menjalankan kehendak Allah, yang diakui dalam ketaatan kepada suara hati (bdk. Mat 7:21).

Iman berarti bertemu dengan Allah dan hidup dalam kesatuan dengan-Nya". Iman bukanlah pertama-tama berarti menerima aturan, khususnya untuk bidang moral, melainkan menghayati hidup secara otonom dan bertanggung jawab dalam kesatuan pribadi dengan Allah. Dalam suara hatinya, orang beriman menerima sapaan Allah untuk hidup dari kelimpahan hidup-Nya yang Ia curahkan. Dalam suara hatinya, manusia sadar bahwa perbuatan hidup dan tindakan konkret yang beraneka-ragam mempunyai tempat dan nilai dalam keseluruhan hidupnya di hadapan Allah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut.

Apa itu suara hati?

Apa itu ruang  perwujudan suara hati?

Bagaimana reaksi pribadi seseorang jika bertindak tidak sesuai dengan suara hatinya?

Apa itu tindakan suara hati ditinjau dari telaah psikologi?

Bagaimana manusia bertanggung jawab atas tindakanya sesuai suara hati?

Apa itu  suara hati dalam kitab suci?

Apa saja yang dilakukan demi mengasah suara hati?

                                                                                                  BAB II 

                                                                                                   ISI

 

Pengertian suara hati.

Suara hati ialah kemampuan manusia untuk menyadari tugas moral dan untuk mengambil keputusan moral. Kesadaran moral tidak berarti bahwa manusia dibekali dengan aturan jelas mengenai setiap tugas kewajiban. ( Dalam buku Iman Katolik)

Ajaran gereja mengajarkan bahwa suara hati merupakan Sanggar Suci Allah di dalam hatimanusia. Tempat dimana manusia sendirian bersama Allah. Suara hati dimiliki oleh setiap orang, bukan hanya orang Katolik atau orang beriman, karenapenuntun utama suara hati adalah AKAL BUDI manusia. Suara hati selalu benar, namun suara hati dapat menjadi tumpul, lalu menjadi buta jika kita tidak  berusaha menjaga dan membina.

KGK 1778  Hati nurani adalah keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia rencanakan, sedang laksanakan, atau sudah laksanakan, baik atau buruk secara moral. Dalam segala sesuatu yang ia katakan atau lakukan, manusia berkewajiban mengikuti dengan seksama apa yang ia tahu, bahwa itu benar dan tepat. Oleh keputusan hati nurani manusia mendengar dan mengenal penetapan hukum ilahi.

Suara hati : Telaah Psikologi.

Dalam kajian ilmu psikologi untuk menjawab  pertanyaan tentang suara hati maka pertama-tama  yang  perlu di lakukan terlebih dahulu  adalah  membedakan suara hati  dan   superego. Dalam artian bahwa kajian ilmu psikologi bersifat membantu kita dalam memahami apa itu suara hati dan    membantu kita untuk pengembangan menuju suara hati  yang matang dan dewasa, serta  bagaimana cara kita membedakan suara hati dan superego tersebut.  Untuk memcapai pengembangan  menuju suara  hati yang matang dan dewasa  tersebut perlu dilakukan  dari awal control dari luar (eksternal) terhadap seseorang  dan control dari dalam diri seseorang (internal).

Ada seoarang tokoh yang bernama  Mazhab Freudian,  ia mengemukakan pendapatnya bahwa   tindakan seseorang  senatiasa terdorong  atau ditentukan oleh 3  dorongan atau kecenderungan dasar yakni :

Id adalah kecenderungan yang tak di sadari (insingtif)  yang  mana kecenderungan ini  terarah  kepada kenikmatan lahiriah semata.

Ego adalah  diri yang sadar, memiliki peranan  yakni menjembatani, mendamaikan, atau mengendalikan  dorongan  Id

Superego   berperan sebagai mengingatkan   seseorang   apa bila mau menjadi baik maka lakukanlah apa yang diperintahkan tetapi mau menjadi jahat maka lakukankanlah apa yang dilarang.

Kemampuan mengontrol diri secara mandiri adalah indikator dari peranan suara hati. Berperannya suara hati mengandaikan kesadaran akan apa yang harus dibuat, dan mepertanggungjawabkan perbuatan itu, dan bukan karena suatu perintah, dorongan dari pihak lain serta ketakutan akan sesuatu atau dipaksakan pihak lain, tetapi karena dorongan dari dalam diri sendiri.

Peranan suara hati tidak identik dengan kesetiaan atau ketaatan menjalankan perintah, kebiasaan atau aturanyang berlaku. Suara hati mengandaikan bahwa seseorang berpikir, memilih dan meyakini apa yang dilakukannya sebagai baik dan benar, sehingga dia melakukannya dengan kesadaran dan tanggung jawab pribadi.

 Pembedaan Superego dan Suara Hati 

A. Superego

Melakukan sesuatu demi pengakuan tau karena takut kehilangan cinta serta kebutuhan dasar

Terarah kepada diri sendiri

Cenderung statis

Orientasi kepada masa lalu

Hukuman menjadi jaminan dari pemulihan suatu keadaan ke keadaan yang sebenarnya

B. Suara Hati

Melakukan sesuatu sebagai tanggapan atas undangan untuk mencintai

Demi keterbukaan kepada orang lain atau terhadap nilai yang hendak diwujudkannya

Dinamis, kreatif,dan sesnsitif terhadap tuntutan

Orientasi pada nilai

Orientasi pada masa depan

Rasa bersalah seimbang dengan pengetahuan dan kebebasan serta nilai

2. Suara Hati dalam Kitab Suci 

Suara hati dalam kitab suci sering kali dimaksudkan sebagai dimaksudkan  kesadaran iman dalam level praktis, terutama kesadaran akan relasi dengan Allah yang mesti punya dampak pada level praktis, yakni dalam tindakan dan keputusan yang dibuat orang beriman. Bagi Paulus suara hati merupakan kesadaran moral dan, sekaligus kesadaran iman akan Allah. Suara Hati menjadi landasan dalam sikap sosial dan tanggung jawab sosial orang kristen

3. Suara Hati : Telaah Teologis 

Teologi moral Katolik menekankan keutamaan dan martabat suara hati. Suara hati tidak dapat diganggu gugat bahwa tak seorang pun boleh dipaksakan untuk bertindak bertentangan dengan suara hatinya. Suara hati dipahami sebagai desakan dari dalam hati seseorang untuk melakukan sesuatu, yang tidak hanya terkait dengan pengetahuan atau kehendak bebas seseorang, tetapi juga meliputi aspek afektif, intuitif dan kebiasaan serta aspek somatik seseorang.

Suara hati menyangkut komitmen pribadi terhadap nilai- nilai serta keputusan yang diambil seseorang untuk mewujud- kan nilai-nilai. Dalam konteks pemahaman tentang suara hati yang holistik itu, Gereja Katolik membedakan tiga unsur dalam suara hati, yakni: synderesis, pengetahuan moral dan hati nurani.

4. Suara Hati dan kebenaran 

Suara hati berakar dalam kebenaran ( tentang manusia, tentang hukum, dan tentang apa yang baik dan jahat ). yang baik dan jahat. Karena kebenaran mendahului suara hati maka suara hati harus menaati kebenaran. Ketika kebenaran- kebenaran dasariah diabaikan, maka akan ada kesalahan dalam keputusan. Suara hati membuat keputusan yang salah jika suara hati tidak mempedulikan kebenaran tentang sesuatu.

Otoritas tertinggi dari prinsip moral adalah kebenaran. Kebenaran dicapai berkat pencarian tanpa lelah. Suara hati amat erat kaitannya dengan kebenaran objektif, universal dan rasional. Suara hatilah yang mendorong serta mengingatkan orang untuk secara tetap mengimplementasikan kebenaran- kebenaran tersebut dalam sikap dan tindakannya.

Suara hati harus bebas mengikuti kebenaran, karena kebenaran adalah cahaya tetap yang tidak pernah akan pudar. Suara hati dengan sendirinya akan sampai pada kebenaran. Jika manusia sungguh menggunakan akal budi maka dia dapat mencermati dan memilah mana yang baik dan yang jahat.

5. Pembinaan Suara Hati 

Setiap manusia haru membentuk / membina suara hatinya. Oleh karena itu pembinaan suara hati harus mengarah kepada tanggung jawab dan fungsi kritis. Fungsi kritis suara hati dapat terungkap dalam menjawab pertanyaan refleksif, seperti, apakah keputusan yang diambil atau direncanakan selaras dengan makna hidupyang diyakini, dan selaras dengan tugas hidup serta Cita-cita yang merupakan penjabaran makna hidup tersebut.

Fungsi kritis juga mengarahkan tindakan manusia agar selaras dengan keyakinan umum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, juga melakukan peran kritis terhadap keyakinan umum tersebut. Dengan fungsi kritisnya suara hati memperlihatkan aspek tanggung jawabnya yakni mendorong orang untuk tetap kritis dan berani memperjuangkan nilai-nilai yang dasariah demi kebaikan manusia secara keseluruhan.

6. Sarana-sarana Pembinaan Suara Hati 

Pembinaan suara hati adalah niscaya agar seseorang dapat terjamin untuk senantiasa bertindak baik dan benar. Hal tersebut sejalan dengan martabat luhur manusia sebagai makhluk berakal budi, yang merupakan anugerah khas dari Pencipta. Pembinaan suara hati adalah tugas seumur hidup. Membentuk dan membina suara hati adalah kewajiban setiap orang.  Praksis pembinaan suara hati dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk berikut:

6.1 Pendidikan Moral 

Seorang anak lebih mudah menginternalisasi ajaran dan nilai-nilai moral yang diajarkan oleh orangtuanya dan gurunya. Orang yang sudah dewasa perlu menaruh perhatian pada ajaran moral yang diberikan Magisterium Gereja. Amatlah penting untuk membentuk suara hati selaras dengan ajaran Magisterium. Gereja memiliki kepenuhan kebenaran dan seorang akan berdosa dan menanggung risiko bila dia mengabaikan kebenaran.

6.2. Pengetahuan Kehidupan dan Ajaran Kristiani

Suara hati yang benar akan menata kriteria moralnya sesuai dengan warisan dan corak kehidupan moral Kristiani yang diterimanya melalui KS, Tradisi dan Magisterium. "Namun, kaum beriman Kristiani dalam membentuk suara hati mereka wajib mengindahkan dengan saksama ajaran Gereja yang suci dan pasti. Sebab atas kehendak Kristus, Gereja Katolik adalah Guru Kebenaran." Ajaran Gereja membantu orang beriman memahami pokok-pokok yang berhubungan dengan hidup berdasarkan iman. Suara hati perlu dididik dan dibina oleh ajaran Gereja (magisterium).

6.3. Doa dan Meditasi

Mengingat kebenaran-kebenaran moral Kristiani bersumber pada Yesus Kristus, makaupaya pencarian kebenaran moral tidak dapat mengabaikan relasi (komunikas) dengan Yesus Kristus melalui olah-rohani, seperti doa dan meditasi. Doa dan meditasi membantu suara hati untuk semakin peka dan berani dalam menegaskan pilihan yang tepat. Kebenaran keputusan suara hati akan teruji dalam praksishidup dan relasi, khususnya relasi dengan Allah dan sesama.

6.4. Latihan Pribadi (Pembiasaan)

Penting menaati suara hati untuk mengarahkan kebebasan kepada kebenaran dan kebaikan. Membiasakan diri mendengarkan suara hati akan membentuk diri manusia. Diri manusia terbentuk oleh kebiasaan untuk selalu memilih melakukan yang baik. Kebiasaan akan terbentuk jika terjadi internalisasi nilai-nilai moral.

6.5. Bimbingan Rohani

Suara hati dapat mengambil keputusan moral objektif jikalau seorang berdialog dengan orang lain, yang membantu dia mengatasi subjektivisme atau kecerobohan, serta keragu-raguan. Sebagaimana seorang murid akan maju dalam bidang pengetahuan dengan konsultasi serta pendampingan gurunya, demikian juga seseorang dapat mencapai keyakinan mantap serta kematangan dalam perilaku moral berkat peranan seorang pembimbing rohani.

7. Suara Hati dan Pengambilan Keputusan

Suara hati membantu manusia dalam menentukan keputusan atau tindakan yang diambilnya. Pengalaman memperlihatkan bahwa seseorang tetap mengalami kebingungan pada saat harus memilih atau memutuskan. Bahkan seseorang dapat juga mengalami bahwa justru setelah dia mengambil keputusan atau tindakan, barulah menjadi jelas apa yang seharusnya diputuskannya.

8. Bertindak sesuai Suara Hati 

Setiap orang wajib menaati suara hatinya. Suara hati dapat salah dan karena itu seseorang dapat melakukan kesalahan. Kendati demikian, pelaku kesalahan tetap harus dihargai. Kebebasannya untuk menentukan suatu tindakan, yang ternyata terbukti salah tetap harus dihormati, tanpa menerima atau membenarkan kesalahan yang dilakukannya.

9. Suara Hati dan Hukum

Baik dalam teori maupun dalam praksis, dapat terjadi konflik antara suara hati dan hukum. Konflik itu disebabkan karena baik suara hati maupun hukum terkait dengan moralitas sehingga dibutuhkan sintesa antara keduanya. Perlu ada sintesa dan integrasi antara keduanya. Pada masa sekarang konflik tersebut semakin terasa. Jika di masa lalu peranan hukum begitu kuat, maka pada masa kini peranan suara hati lebih dominan. Hanya saja, suara hati sering dcampur-adukkan dengan perasaan.

Sebab lain dari konflik tersebut adalah perubahan konsep tentang hukum dalam masyarakat modern. Hukum sedemikian digdaya, sehingga orang berkeyakinan "asal sudah ditetapkan hukum, maka wajib ditaati". Hukum yang baik dan benar tidak boleh "nir-moralitas", karena tanpa moralitas hukum dijadikan sarana kekuasaan atau kesewenangan pemerintah atau penguasa.

10. Kemerosotan Suara Hati

Suara hati dapat salah atau keliru. Manusia pun dapat merusak suara hatinya dengan banyak cara dan karena banyak sebab. Walaupun sikap yang salah umumnya berpangkal pada pembinaan yang salah pada masa kecil, suara hati masih dapat dirusak juga karena berbagai macam sebab. Penyebab- penyebab tersebut menurut Katekismus Gereja Katolik" adalah hal-hal berikut:

Ketidaktahuan akan kebenaran, yakni Kristus dan Injil-Nya.

Teladan buruk dari orang lain.

Menjadi budak nafsu.

Salah memahami otonomi suara hati

Menolak otoritas Gereja dan ajarannya.

Tidak bertobat dan kekurangan kasih.

Hal-hal tersebut dapat menjadi sumber kesalahan dalam keputus an moral. Praktisnya, jalan yang utama bagi orang Kristen dalam membentuk suara hatinya adalah mengikuti ajaran Magisterium.

11. Keputusan suara Hati sebagai Perwujudan Iman

Refleksi teologis (moral) mengenai suara hati berpangkal dari pengalaman hidup nyata dan hidup beriman. Dari sudut pandang orang beriman, suara hati tidak dapat dilepaskan dari keyakinan imannya. Keputusan suara hati bahkan termasuk penghayatan dan perwujudan imannya. Iman pada intinya merupakan relasi personal manusia dengan Allah.

Iman (relasi Allah manusia itu) baru menjadi nyata dan konkret bila diwujudkan dalam tindakan nyata yang merupakan wujud kebebasan dan tanggung jawab manusia dalam perbuatan. Dan bila ditempatkan dalam relasi dengan Allah (iman) maka perbuatan moral menjadi perwujudan iman.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Suara hati adalah keputusan praktis akal budi yang membantu seseorang menjalankan atau membatalkan suatu tindakan. Karena dimensi rasionalnya, maka suara hati mesti tekun mencari kebenaran. Setiap orang wajib membina suara hatinya menurut standar-standar objektif yang baik dan jahat yang sudah ditentukan Allah. Ideal tertinggi dari setiap manusia adalah setia pada suara hati yang benar karena hal tersebut sama dengan setia kepada Allah dan kepada dirinya sendiri.

Saran.

Hasil resume yang telah dituliskan oleh penulis ini jauh dari kesempurnaan maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari setiap pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun