Mohon tunggu...
Harry Puguh
Harry Puguh Mohon Tunggu... Administrasi - Sustainability Profesional

Saya bekerja di lembaga swadaya masyarakat selama lebih dari 20 tahun dan sekarang bekerja dibidang sustainability

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Karyawan Menjadi Pengusaha

22 Maret 2021   16:07 Diperbarui: 22 Maret 2021   16:17 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita akan banyak banyak waktu terbuang mengejar angkutan umum, bergelantungan di komuter, sedangkan memakai kendaraan pribadi akan sangat menguras tenaga dan keuangan kita. Terlebih kalau kita memaksakan diri memakai kendaraan roda empat, tenaga, waktu dan biaya terkuras hanya karena gengsi mungkin.

Jadi tinggallah di dekat kantor, cari tempat tinggal yang nyaman, perhitungkan biaya sosial, kesehatan mental serta hitung biaya harian secara bijaksana.

Makan adalah bagian yang sangat penting untuk hidup, dan untuk Jakarta, harus berterima kasih kepada Warteg, dimana-mana tersedia, seberapa pun peningkatan penghasilan kita, janganlah kita berpaling dari Warteg, hiduplah dengan cara biasa kita hidup, seberapapun penghasilan kita. Kita bisa makan 10.000 kok di Jakarta, asal kita bisa menemukan warteg terdekat, dan menendang jauh ego dan gengsi kita.

Bahkan kalau kita sedikit pinter, kita bisa beli lauk di warteg dan nasi kita masak sendiri dari rice cooker kiriman emak dari kampong, tinggal beli lauk sekali dan kita bisa makan tiga kali sehari dari menu variatif dari warteg langganan. Jangan biasakan pakai ojek online lah, harganya sudah dinaikkan 20-30% untuk mereka serta tambahan ongkos kirim, bisa-bisa kita akan membayar 50% dari harga seharusnya.

Tapi memang kadang-kadang kita sering males kan, bahkan untuk menggeser pantat kita, jadi bolehlah kita pakai ojek online sekali-kali, cari promo dan bebas onkir, inget ojek online untuk makanan itu pemborosan kalau kita tidak hati-hati.

Setelah kita mengetahui dimana warteg terdekat, jangan lupa cari tahu dimana pasar tradisional terdekat dengan tempat kita tinggal, kenapa ini penting? Karena dipasar tradisional ini kita bisa mendapatkan barang dan bahan makanan dengan harga lebih murah dan yang lebih penting lagi, kita menemukan interaksi sosial. 

Menawar ternyata adalah sarana sosialisasi yang baik, sebagai pintu masuk untuk mendapatkan teman pedagang, jadi menawar adalah bagian dari saluran psikis sebagai mahluk sosial, dan taukah kita, kebanyakan pedagang di sekitar setiabudi adalah ngapak united. Dipasar juga kita bisa mengasah jiwa bisnis kita sih.

Trik untuk belanja dipasar tradisional adalah, belanja malem, waktu mau tutup, ketika kita sudah kenal dengan para pedagang, mereka akan memberikan harga yang sangat special  ketika kios mereka mau tutup, pisang yang dijual pagi 10-15.000 bisa dikasih harga 5-10.000 dimalam hari,

Pisang satu sisir bisa untuk sarapan selama tiga harilah, jadi kebayang khan kita bisa sarapan buah lima ribu perhari, bahkan kita bisa membeli variasi buah untuk sarapan sehat, ada manggis, duku, lengkeng, rambulan, dll dengan harga sangat minimal, jangan  biasakan beli buah di mall hanya demi gengsi, lagian kita harus support UMKM khan bro?

Nah, tempat tinggal, makan, sekarang olah raga, langganan Gym mungkin sangat keren ya, bisa pamer, tapi mencari olahraga yang lain yang murah dan baik adalah perlu juga untuk kita ketahui, sekarang ini pedestrian Sudirman, Satrio dan Epicentrum merupakan pedestrian terbaik di Jakarta, dan tempat sangat Pas untuk olahraga, kalau tidak kuat lari ya jalan kaki aja. 

Nah gimana kita bisa dapat sepatu yang nyaman olah raga dijakarta, banyak banget lah kita bisa cari sepatu bagus dan harga murah, pergi aja di sport warehouse, di Sarinah, Plaza Festifal atau ke Kuncit. Kalau pinter bisa dapet sepatu 500.000 merek New Balance, seperti yang saya pakai tiga tahun terakhir, saya pakai hampir tiap hari dan masih bagus. Pakai Tiger baru keren sih, tapi nguras kantong dan Cuma buat gegayaan ajah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun