Mohon tunggu...
Sopyan Sauri
Sopyan Sauri Mohon Tunggu... Dosen - Warga Sipil

STAI Riyadhul Jannah Subang Salam Literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Fondasi dalam Mewujudkan Anak Sholeh

27 September 2022   11:50 Diperbarui: 27 September 2022   11:52 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan yang baik untuk mewujudkan anak sholeh adalah bentuk pendidikan Islam yang terpenting dan utama. Pendidikan adalah usaha atau cara yang dilakukan orang tua untuk mengasuh, merawat, melindungi dan mendidik putra-putrinya untuk menjadi baik.

Pendidikan orang tua terhadap anak sangat memberi pengaruh terhadap perilaku anak. Mendidik anak tergantung pada caranya. Apabila cara kita mendidik baik dan benar, maka hasil yang didapatkan juga akan baik. Tetapi apabila cara yang digunakan kurang baik, maka hasil yang akan didapat juga kurang baik. Karena peran lingkungan keluarga sangatlah berpengaruh terhadap anak.

Oleh karena itu orang tua harus  memberikan pengertian dan menanamkan dari sejak dini rasa toleransi dan kepekaan terhadap orang lain. Mendidik anak perlu didasari dengan pendidikan dan knowledge yang cukup, perlu disadari sikap orang tua bisa saja salah dalam menyampaikan sesuatu pada anak. Oleh karena itu ada 3 pondasi mendidik anak dalam mewujudkan anak yang sholeh dan taat.

Mengenalkan nilai-nilai akidah pada anak

Mengenalkan nilai akidah pada anak sejak dini merupakan suatu pola dasar yang esensial dalam pendidikan Islam.

Menanamkan kecintaan anak terhadap masjid

Menanamkan kecintaan anak terhadap masjid juga merupakan usaha orang tua dalam mendidik anak untuk mewujudkan anak yang sholeh. Ini sangat penting dilakukan, karena masjid adalah lambang ibadah, pendidikan dan sosial. Namun fungsi masjid dewasa ini mulai berubah, sekarang di masjid mulai dibangun fasilitas seperti gedung serbaguna, yang nantinya digunakan untuk pesta pernikahan, bagi sebagian orang mungkin itu hal biasa, tapi bagi saya itu sebuah anomali.

Pengenalan perilaku keseharian beragama pada usia dini

Metode mendidik yang harus dilakukan orang tua terhadap anak dalam mewujudkan anak yang sholeh yaitu dengan cara pembiasaan dalam kesehariannya. 

Metode mendidik orang tua menurut Islam bisa dibentuk melalui hubungan yang harmonis dalam keluarga dan penerapanya dilakukan sejak dini. 

Kesabaran dan keuletan hati dalam mendisiplinkan anak dengan kasih sayang serta bersikap adil termasuk pembiasaan dalam melaksanakan ibadah dengan anak, berkomunikasi baik dengan anak, membicarakan hal yang ingin diketauhi anak serta memahami anak dengan segala aktivitasnya, termasuk pergaulanya. Biasakan untuk selalu terhubung dengan anak, maksudnya kita selalu berkomunikasi, tetapi tidak membatasi ruang lingkupnya.

Hal-hal seperti diatas sangat penting terhadap pendidikan anak dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. 

Sikap tersebut dapat dinampakkan dalam berbagai aspek seperti cara orang tua memberi hadiah dan hukuman (reward & punnishment), termasuk cara orang tua menunjukan otoritasnya (kekuasaan atau kewenangan) dan aware terhadap keinginan anak. 

Oleh sebab itu hubungan orang tua dengan anak harus baik, seimbang dan harmonis dalam artian harus disayang dan diperlakukan dengan adil. Sehingga ketika contoh anak melakukan kesalahan harus tetap dihukum sebagai pelajaran atas kesalahanya, agar anak tidak mengulangi kesalahanya dan belajar bertanggungjawab atas apa yang dilakukanya.

Mewujudkan anak sholeh tidak dapat dilahirkan secara alami dan tidak bisa instan tanpa ada usaha. Anak perlu dibina, diarahkan dan dibimbing dengan cara yang baik dan to be continue (berkelanjutan) secara terus-menerus.

Sekian

Saya Sopyan

Temui saya di Instagram @sopyanibnrukman

Salam Literasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun