Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kala Jokowi "Kartu Kuning" Moeldoko, SBY Bisa Apa ke AHY?

6 Februari 2021   11:53 Diperbarui: 6 Februari 2021   12:31 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto :Antara/Setpres melalui laman kabar24.bisnis.com

Drama kudeta yang diisukan terjadi di tubuh Partai Demokrat (PD) masih telur berlanjut. Bak drama korea, kisah ini semakin menunjukan perkembangan yang demikian serius. Episode demi episode yang terbuka semakin menunjukan geliat yang beragam rupa. Pasalnya, sudah ada begitu  banyak nama yang diisukan terlibat dan bersangkut paut dengan polemik tersebut.  

Ketua Umum (Ketum) PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebutkan bahwa pihak istana turut campur tangan dalam proses pengambilan paksa posisinya. Oleh karena itu, AHY menuliskan surat yang ditujukan langsung kepada Presiden Joko Widodo. Tujuannya ialah untuk meminta klarifikasi dan konfirmasi dengan adanya isu yang tak sedap ini.

Presiden disebut menyetujui Moeldoko, selaku Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) untuk menggulingkan posisi AHY diinternal PD. Namun sayangnya, Moeldoko berkelit dan menjawab bahwa itu tidak benar. Tuduhan tersebut ia sangkal dan menyatakan bahwa semua kekisruhan ini adalah canda politik semata.

Moeldoko dalam keterangan persnya telah membantah semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya, namun para politikus dari PD pun menyebut bahwa Moeldoko berbohong. Adalah Andi Arief dan Rachland Nasyidik, politikus yang aktif mempersengketakan perkara ini. Mereka terus mendesak agar istana angkat suara dengan kasus pendongkelan yang mereka alami.

Setelah beberapa hari menunggu, pihak istana pun meresponi surat yang dikirimkan untuk Presiden. Respon istana disampaikan langsung oleh Mensesneg, Pratikno. Melalui laman youtube sekretatiat kepresidenan  menyatakan bahwa Presiden tak akan membalas surat dari PD.

"Kami sudah menerima surat itu dan kami rasa kami tidak perlu menjawab surat tersebut karena itu perihal dinamika internal partai. Itu adalah perihal rumah tangga internal Partai Demokrat yang semuanya sudah diatur di dalam AD/ART."

Saya, selaku penulis kemudian hanya terdiam ketika mendengarkan pernyataan itu. Tiba-tiba saya membayangkan, bagaimana rasanya jadi AHY, bersurat tapi tak dijawab. Saya terlalu yakin, AHY dan seluruh keluarga besar PD pasti kecewa dengan sikap presiden yang sudah mencampakkan surat cinta dari AHY. Yang sabar yah bang...

Walau tak membalas surat dari AHY, cerita ini tak berhenti sampai disitu. Spekulasi yang beredar dilini masa saat ini ialah, Presiden Jokowi dikabarkan memberi "kartu kuning" (baca : menegur) Moeldoko secara internal. 

Melalui laman Tempo.co, dituliskan bahwa "Sumber di pemerintahan menuturkan Jokowi menegur keras Moeldoko karena telah membuat gaduh di tengah kerepotan pemerintah menangani pandemi Covid-19."

Surat klarifikasi yang dikirimkan kepada Jokowi akhirnya membuahkan hasil. Akhirnya AHY benar-benar bisa membuat Moeldoko berang. Walau surat tak dibalas, setidak-tidaknya Presiden Joko Widodo sebagai wasit dilapangan hijau (baca : arena politik) mengambil langkah yang tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun