Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bintang Emon, Komedi, dan Mengapa Difitnah?

15 Juni 2020   16:58 Diperbarui: 15 Juni 2020   17:04 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : screenshoot instagram @bintangemon Via CNN

"Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang", Warkop DKI

Komika Bintang Emon saya kenal melalui salah satu ajang pencairan bakat yang diselenggarakan oleh tv swasta. Kala itu secara tidak sengaja saya menonton Emon sedang perform.

Wow!!! Gila ni bocah. Kok lucu banget... Gemesss!!! Itulah kira-kira reaksi pertama saya ketika menyaksikan sang Bintang Emong sewaktu berjuang menjadi bintang. Dan siapa sangka hari ini ternyata Emon sudah jadi bintang besar.

Materi dan cara penyampaiannya terbilang sangat unik dan jenaka. Mungkin itulah yang membuat saya betah menontonnya ketika perform. Saking lucunya, beliau ini berhasil menjuarai perlombaan tersebut mengalahkan komika lain yang sama-sama hebatnya.

Konsistensi emon dalam berkomedi ternyata tidak hanya terjadi  diatas panggung penuh cahaya yang dikelilingi glorifikasi keramaian dan tepuk sorak. Aksi individu Emon diluar panggung pun sama jenakanya.

Melalui vlog pribadinya, Emon menyampaikan keresahan-kerasahan yang biasanya terjadi didalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari etika kentut, ketengan waefi, antri di toilet  dan kadang juga peristiwa-peristiwa sosial yang saat ini sedang ramai dibicarakan.

Keresahan yang ia rasakan membuat ia begitu dengan santai mengajak kita tertawa sekaligus tertegun dengan fenomena-fenomena tersebut. Misal tentang materinya yang menyinggung masalah covid-19.

Ia berhasil menyindir para orang-orang yang tak bisa patuh untuk tetap dirumah aja selam pandemi berlangsung. Atas penyampaiannya itu, banyak orang yang tergerak untuk sadar agar tetap dirumah saja. Kasi appluus dulu untuk bintang!!!

Selain fenomena pandemi, Emon baru-baru ini juga turut serta dalam memberikan komentarnya tentang kasus yang dialami Novel Baswedan. 

Videonya itu menjadi viral dan ditonton oleh banyak orang. Saya yakin sebentar lagi Emon mungkin saja diundang di ILC atau Mata Najwa untuk diundang dalam memberikan pandangan-pandangannya tentang hal ihwal tersebut.

Bintang emon? Siapa tuh? Anak dari gank mana tuh bocah? Etdaahh kok lucuu amat yahh...

Wajar bila cuap-cuap Emon itu viral. Logika yang ia pakai dalam menerjemahkan drama kasus ini, membuat saya atau mungkin kamu tergerak untuk kritis tentang isu tersebut. Secara perlahan Emon ingin mengajak kita bagaimana menertawai kebodohan orang pintar menggunakan akal sehat.

Lelucon yang membuat para kawula tertawa terpingkal-pingkal itu memang bukan alang kepalang. Yang Emon bilang itu banyak benarnya. Apalagi kita sudah sama-sama tahu  bagaimana kasus ini bergulir betahun-bertahun yang agaknya  akan selesai dengan hasil yang mengecewakan.

Atas videonya itu, beberapa pihak malah kebakaran jenggot. Walau ada yang tak memiliki jenggot, tetap saja sekolompok orang itu merasa panas seperti sedang dibakar. Rupa-rupanya, jokes anak kompleks sudah bisa membuat mereka jadi ketar-ketir.

Gaya komunikasi atau cara ngebacot Emon yang dibawakan secara satire itu mendapat banyak dukungan dari para pegiat media sosial. Bahkan ada yang secara langsung memberikan dukungan dan mengatakan siap pasang badan bila terjadi apa-apa dengan Emon. Contohnya Fiersa Besari.

Banyak prediksi negatif akan hal buruk yang dialami oleh Emon setelah mengupload video berduari 1 menit 26 detik itu. Orang-orang di sekitarnya mengumpat bahwa sebentar lagi Emon akan diserang oleh para Buzzer. Entah buzzer dari pihak sana atau dari pihak sini. Intinya Emon sudah masuk dalam buronan para kaum kebakaran jenggot.

Tak menunggu lama, tadi malam Emon langsung mendapat perlakuan kejam. Ia difitnah oleh orang yang tak bertanggung jawab, yang mana di situ ia disebutkan sebagai orang yang ketagihan sabu-sabu.

Reaksi keras pun banyak datang dari para pengikutnya yang tak terima bila sang Bintang Emon difitnah dengan cara kotor seperti itu. Mulai dari sesama komika hingga akun buzzer turut meramaikan penggiringan opini bahwa Emom jauh dari barang-barang haram semacam itu.

Bintang Emon mendadak jadi trending di kanal Twitter. Kira-kira sudah ratusan tweet yang menyebutkan nama dan pembelaan untuknya.

Orang yang bersuara mengangkat opini seperti Bintang Emon memang akan mendapat perlakuan keji bila mencoba bermain dengan api. Apalagi dinegara yang belum matang berdemokrasi. Beda preferensi dikit sudah pasti kamu saya jadikan target operasi.

Fitnah keji yang dilayangkan ke Bintang Emon saya rasa terlalu cepat dan kurang tepat timmingnya. Untuk yang kesekian kalinya berkomika, barulah pertama ini saya mendengar Emon ngebacot tentang isu yang sangat-sangat seksi dan sensitif.

Gaya satire Bintang Emon dalam mengulik-mengulik nasib keadilan hukum yang diterima oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan adalah wajah kusam yang akan sudah kita tahu hasilnya.

Namun anehnya, mengapa para komedian yang mengkritik rezim malah menjadi incaran matang untuk dibungkam.

Kejadian ini bukan lagi rahasia. Syukur Bintang Emon hidup di zaman Reformasi. Bayangkan bila Emom hidup dizaman Orde Baru. Sudah pasti ia akan duduk dikursi listrik atas aksi-aksi kritiknya itu.

Kritik berbasis satire memang tujuan dari stand up comedy itu sendiri. Dari stand up menunju ke standing up keadilan dinegeri ini adalah alasan utama mengapa komedi berdiri dipinggir-pinggir kota.

Komika menjajal semua kritikan dengan gelak  tawa dan canda, karena pemerintah terlalu tegang dan mengekang suara dari rakyat. Kakunya sistem demokrasi dan beropini memang perlu diwarnai dengan sesuatu yang lain. Komedi misalnya.

Komik Bintang Emon jangan pernah mundur untuk alasan yang satu ini. Teruslah mengajak para orang-orang untuk tertawa melihat negeri jenaka ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun