Gaya satire Bintang Emon dalam mengulik-mengulik nasib keadilan hukum yang diterima oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan adalah wajah kusam yang akan sudah kita tahu hasilnya.
Namun anehnya, mengapa para komedian yang mengkritik rezim malah menjadi incaran matang untuk dibungkam.
Kejadian ini bukan lagi rahasia. Syukur Bintang Emon hidup di zaman Reformasi. Bayangkan bila Emom hidup dizaman Orde Baru. Sudah pasti ia akan duduk dikursi listrik atas aksi-aksi kritiknya itu.
Kritik berbasis satire memang tujuan dari stand up comedy itu sendiri. Dari stand up menunju ke standing up keadilan dinegeri ini adalah alasan utama mengapa komedi berdiri dipinggir-pinggir kota.
Komika menjajal semua kritikan dengan gelak  tawa dan canda, karena pemerintah terlalu tegang dan mengekang suara dari rakyat. Kakunya sistem demokrasi dan beropini memang perlu diwarnai dengan sesuatu yang lain. Komedi misalnya.
Komik Bintang Emon jangan pernah mundur untuk alasan yang satu ini. Teruslah mengajak para orang-orang untuk tertawa melihat negeri jenaka ini.