Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Momen Tersulit Ramadan Versi Anak Rantau

5 Mei 2020   21:02 Diperbarui: 5 Mei 2020   20:53 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waduh-waduh kali ini moderator dikompasiana nampaknya memberi tantangan yang susah-susah gampang. Temanya adalah curhat tentang moment tersulit ramadhan tahun ini.

Namun sepertinya saya harus mengoreksi tema diatas. "Tak ada yang sulit kecuali matematika dan tak ada yang berat kecuali ditinggal nikah." Hiyaa hiyaa hiyaa. 

Maaf yah suhu-suhu semua  di kompasiana.


Berbicara tentang moment tersulit di Ramadhan kali ini, sejujurnya kisah ini mungkin sama sama saja dengan yang dirasakan oleh orang lain. Merasakan Ramadhan di tengah pandemi seperti ini tentu menjadi bagian dari kisah kita semua.

Saat pemerintah telah memberlakukan larangan mudik, sontak anak-anak rantau mulai pusing tujuh keliling seperti cacing yang sedang kepanasan. Bagaimana tidak, larangan ini tentu menjadi simalakama untuk kita semua.

"Tak bisa mudik itu adalah pukulan telak bagi semua pencari nafkah yang saat ini sedang terpisah dari kampung halaman. Saya pun demikian."

Namun seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya, ramadhan tidak hanya dijalani oleh teman-teman muslim. Kami pun juga pun merasakan duka yang sama.

Saya sudah sering ditinggal teman ketika musim mudik sedang berlangsung ramai-ramainya. Namun kali ini, sejujurnya saya sebagai anak rantau berencana juga untuk mudik dibulan ramadhan ini. Kan lumayan libur cuti ramadhan ini cukup untuk membalaskan rindu bersama keluarga di kampung halaman.

Alih-alih merencanakan mudik sejak beberapa bulan yang lalu, saat negara api (baca:  virus corona) mulai menyerang, runtuhlah semua rencana-rencana mutual yang selama ini sudah dibuatkan masterplannya.

Saya sudah mengonsepkan masterplan dari mudik ini sebelumnya. Mulai dari rincian anggarannya, jadwal berangkat, agenda selama disana dan kapan kembali ke tempat kerja.

Tapi rencana tinggal rencana. Semuanya sia-sia. Dan saya hanya bisa bisa mengelus dada sembari menyanyikan koleksi lagu-lagunya the Godfather of Broken heart, Lord Didi Kempot. Ambyaarrrr.....

Ramadhan kali ini tentu jauh dari kata bersama keluarga. Hari demi hari hanya berharap semoga vaksin virus corona turun dari langit. Dan semua ini segera berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun