Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sindiran "Paksa Anak" dari Bu Mega, untuk Siapa?

20 Februari 2020   23:11 Diperbarui: 21 Februari 2020   15:24 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto (Tribunnews.com)

Trah Soekarno memang selalu menarik untuk dibahas. Soekarno bagi saya, adalah sebuah akar yang tak akan pernah terlupakan. Tertanam dalam lapisan tanah yang paling dalam. 

Akar itu kini melahirkan begitu banyak cabang-cabang batang pohon dan juga melahirkan ranting-ranting yang beragam dan tersebar diseluruh pelosok negeri.

Megawati Soekarno Putri, sebagai anak biologis dari sang Founding Father kini mampu merawat aura dan karismatik sang ayah. Biar bagaimanapun, sampai saat ini kita tak bisa menampik bahwa Soekarno, Megawati dan partai bantengnya adalah the ruling party selama dua periode kedepan. 

Mereka mampu menancapkan kuasa dan kemenangan dibeberapa wilayah yang notabene adalah basis suara, massa dan fans fanatik partai  berwarna merah ini.

Dalam sela-sela kesibukannya mengurusi partai, Bu Mega sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga selalu aktif untuk merespon peristiwa-peristiwa politik yang terjadi hari-hari ini. 

Sebagai seorang senior yang telah lama bergelut dan berpraktik di kancah politik nasional dan internasional, beliau juga berperan aktif dalam memetakan kekuatan politik dan arah pembangunan politik masa depan, khususnya dalam era globalisasi.

Contohnya hari ini, dalam pertemuannya dengan DPP PDIP, Megawati memberikan sebuah pandangan politik yang menohok. Mengutip laman detik.com ia berujar bahwa "Tapi berhentilah, kalau kalian punya  anak, anaknya itu nggak bisa, jangan dipaksa-paksa. Jengkel loh saya. Lah iya loh, ngapain sih kayak nggak ada orang. Kader itu ya anak kalian juga loh. Gimana yo. Kalau nggak anake, kalau ndak istrine, kalau nggak ponakane,".

Ujaran ini tentunya sangat mengandung insinuasi yang menyasar setiap elit yang berkaitan erat dengan tradisi memaksakan anak dalam kancah perpolitikan nasional. Keadaan seperti ini tentunya sangat erat dengan kondisi politik sekarang. Pertanyaan nya kemudian "Siapakah Orang tua yang terkesan memaksakan anaknya itu"?

Saat ini saya akan menyebutkan beberapa elit yang duduk dikursi kuasa dan punya wewenang penuh dan kuat dalam mempengaruhi jabatan politik dalam sebjah partsi politik atau lembaga negara misalnya BUMN.

Diantaranya ialah Presiden Joko Widodo yang dimana putra bungsunya mengajukan diri untuk menjadi Wali Kota, kemudian ada nama sekaliber Susilo Bambang Yudhoyono yang mana saat ini putra Sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun juga ikut mencalonkan dirinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. 

Dan, termasuk juga salah satunya adalah ibu Megawati sendiri. Kita tahu bersama saat ini putrinya yang duduk sebagai Ketua DPR RI, Puan Maharani juga disebut-sebut sebagai calon kuat nakhoda PDIP kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun