Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Memoar dari Bilik Suara dan Setelahnya

26 April 2019   21:13 Diperbarui: 26 April 2019   21:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kulangkahkan kakiku segera menuju TPS. Pagi buta, mata lelah, suhu dingin menusuk tulang dipedalaman desa nun jauh disana. Fajar belum juga menyingsing namun aku telah sibuk mempersiapkan diri. Secara sengaja temanku mengajak berpartisipasi menjadi KPPS didesanya. Karena tertarik, menimbang serunya pesta demokrasi yang merepotkan ini, aku tak kuasa menolak. Ku terima, jawabku.

Tempat pemungutan suara bagiku, tetapi setelah pemungutan suara suasana juga ikut berubah. Perhitungan suara tak ubahnya menjadi ladang penyiksaan rakyat demi para politikus bajingan yang sebentar lagi hinggap diderap kursi-kursi kuasa. Rakyat memilih disurat suara yang lebarnya bukan main. 

Repot membukanya, mencoblosnya pun bikin resah mau golput juga salah, memilih malah hanya menambah masalah. Terakhir ini paling susah yaitu melipat surat suara. Saya mencatat masyarakat didesa sana, membutuhkan waktu 15-20 menit saat memiilih dibilik suara akibat melipat ulang surat suara.

dokpri
dokpri

Perhitungan suara dimulai tepat pukul 14:00 selepas istirahat siang dan selesai esoknya tepat pukul 07:00 pagi. Kotak suara telah kami serah terimakan kepada  PPK Kecamatan. Tugas kami telah rampung, tetapi ngilu dikepala dan mata yang lelah juah menyapa. Siapa sangka KPPS harus bekerja 24 jam demi memastikan suara rakyat aman dan tersalurkan. Di TPS lain, kabarnya ada juga anggota KPPS yang meninggal selepas perhitungan suara. 

Malang nasib mu nak. Semoga saja kalian dianugerahi gelar Pahlawan Demokrasi, karena mau bekerja hingga mengorbankan nyawa. Gaji mereka juga tak seberapa. Asuransi selama menjadi anggota KPPS juga tak ada. Jika sudah begini, simpati siapa lagi yang kita harapakan untuk mereka para korban?

dokpri
dokpri

Dahsyat memang. Tidak salah jika KPU menyebut ini pesta demokrasi yang melibatkan banyak orang tetapi juga menumbalkan jiwa manusia. Peserta dan mempelai  pesta telah lelap namun penyelenggara ada yang ketemuan dengan malaikat pencabut nyawa. Sungguh naas.

Derita penyelenggara hanya dianggap angin lalu saja. Orang di Jakarta sana, sibuk membahas siapa yang menjadi Raja diistana hingga 2024. Saling klaim dan lempar bola panas. Quick count maupun real count hanya jadi bahan cemoohan karena dianggap banyak pelanggaran. Lalu yang meninggal dan menyabung nyawa demi menghitung dan menjaga suara suara itu kalian anggap apa??

Cebong kampret asik menggiring opini massa. KPU juga alpa berbenah akan datangnya badai kesalahan ditubuhnya. Jika sudah begini, KPU  hanya akan memperah suasana dan menista para anggota penyelenggara ditingkat bawah sana.

Prabowo dan sandiaga tak bisa menyembunyikan rasa kecewa dari raut wajah yang beda dari biasanya. Tertekuk dan cemberut, beda sekali sewaktu dengan masa masa kampanye. Emak emak kemana pak?? Dukungannya masih adakah? Sudah, jika kalah yah kalah. Kalah kita dukung, menang kita sanjung. Sampaikan ke kawan disebelah, mimpi jangan sampai disiang bolong. Stop bertahayul dan berhalu-halu hingga membuat diri jadi bahan bullyan.  Halu itu hanya untuk Dilan dan milea, anda berdua jangan.  Be patient please!

Dari solo terdengar kemenangan. Dewi fortuna masih berpihak kepadanya. Sang Kiayi tak salah bila dijadikan penambah suara.  Lagi lagi, seorang tukang kayu mampu merayu juta suara untuk mengalahkan sang jenderal bintang 3 massa orde baru. Namun jangan jemawah. Ingat, gejolak masih ada. Anda berdua adalah presiden juara versi quick count. Mari kita tunggu sama-sama. Mungkin saja Dilan dan Milea itu akan menjadi nyata.. Hehehe

Ini belumlah sebuar memoar dari bilik suara dan setelahnya. Masih ada kisah kasih yang akan hadir. Kita berdoa saja, semoga mereka yang meninggal karena pemilu serentak tahun ini aman disisi yang Maha Kuasa. Mereka yang kalah semoga diberi semangat. Dan yang terus kalah, Kalian manusia luar biasa. Terakhir, itu yang hormat-hormat sambil teriak: "siap presiden"!!!!, tolong stop buat perut semua orang tertawa. Demikian. Terima Kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun