Mohon tunggu...
Sony Hartono
Sony Hartono Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pria Yang Hobi Menulis

Kutulis apa yang membuncah di pikiranku

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pohon sebagai Pengurang Pajak

29 Oktober 2018   00:36 Diperbarui: 30 Oktober 2018   14:31 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Baobab yang mampu hidup ribuan tahun (Dmitry_Saparov/Thinkstock)

Perlu diformulasikan besaran angka nominal pengurang pajak yang menarik, agar masyarakat berpartisipasi aktif dan merasa tune in dengan kebijakan ini. Di satu sisi memberikan insentif yang menarik kepada pemilik pohon, di sisi lain juga perlu mempertimbangkan penerimaan pajak yang berkelanjutan. Pada akhirnya tujuan kebijakan ini dari sisi penerimaan negara dan konservasi lingkungan secara simultan bisa terpenuhi.

Ketika seseorang telah menanam sebuah pohon, maka dia telah  memunculkan eksternalitas positif, dalam artian secara tidak langsung dia turut menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi orang lain. 

Keberadaan pohon bisa menyerap/menyimpan air tanah sehingga tidak mudah banjir ketika hujan, dan tidak lekas kekeringan ketika kemarau. Keberadaan pohon juga memberikan oksigen yang sangat vital bagi manusia. Keberadaannya juga mampu menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk sehingga lingkungan menjadi lebih nyaman.

Dengan berbagai kelebihan pohon itu, sudah selayaknya pemerintah memberikan insentif kepada pemiliknya. Kalau eksternalitas negatif seperti keberadaan kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi dan kemacetan dikenakan pajak progresif terhadap kepemilikannya, masak yang pemilik pohon nggak diberi insentif pengurang pajak sih?

Nanti bisa turun dong penerimaan pajak kita kalau kebijakan pohon sebagai pengurang pajak ini diterapkan? Kalaupun turun, kita kembali lagi ke asas pemungutan pajak yaitu asas kesejahteraan. 

Dana yang dikumpulkan melalui pajak seharusnya dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk program-program yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan rakyat, seperti halnya pembangunan infrastruktur kesehatan, subsidi layanan kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, pembangunan sarana air bersih, dll.

Logikanya ketika di lingkungan kita lebih banyak terdapat pohon, maka udara menjadi lebih bersih, cadangan air tanah melimpah, tanah tidak mudah tererosi, lingkungan menjadi lebih sejuk, yang muara akhirnya kesehatan masyarakat akan lebih baik. 

Yang mungkin tadinya dialokasikan dana pemerintah untuk layanan kesehatan Rp10 Triliun, dengan semakin sehatnya masyarakat mungkin berkurang menjadi hanya sebesar Rp5 triliun. 

Dana yang tadinya dikeluarkan pemerintah untuk konservasi air tanah misalkan Rp1 triliun, bisa berkurang jadi Rp500 milyar karena cadangan air tanah yang melimpah dan potensi banjir bisa berkurang signifikan. 

Jadi, nggak masalah kalaupun pajak turun karena keberadaan pohon. Namun, saya kok malah berpikir sebaliknya. Bisa jadi penerimaan pajak malah bertambah dengan keberadaan pohon sebagai pengurang pajak. 

Lho kok bisa? Ya bisa lah, karena dengan masyarakat yang lebih sehat, lingkungan yang terkonservasi secara baik dan nyaman, akan merangsang masyarakat menjadi lebih produktif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun