Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dear Timnas Garuda U-22, Please Jangan PHP-in Pecinta Sepak Bola Tanah Air (Lagi)

10 Desember 2019   02:42 Diperbarui: 10 Desember 2019   04:15 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi anak muda zaman sekarang yang lebih dikenal dengan kaum mileneal, memunculkan berbagai istilah kekinian itu sudah menjadi hal yang biasa. Salah satu istilah yang paling populer yang kerap digunakan dalam pergaulan adalah PHP. Nah, PHP ini merupakan singkatan dari Pemberi Harapan Palsu. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang suka memberikan harapan palsu kepada orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari kamu pernah nggak sih kena PHP sama orang lain? Ya, entah untuk tujuan becanda atau lainnya, kadang PHP ini kerap dilakukan lho. Paling sering sih, istilah PHP ini digunakan untuk menggambarkan kehidupan asmara atau percintaan.

Ya, PHP ini menjadi salah satu hal yang paling mengesalkan dalam kehidupan percintaan. Sudah terlanjur bawa perasaan (baper), eh ujung-ujungnya kedekatan kamu sama si doi (gebetan) cuma sekedar harapan palsu saja, nyesek dan sakit kan rasanya di PHP-in.

Eits, tapi istilah ini sebenarnya nggak Cuma digunakan untuk menggambarkan kehidupan asmara saja lho. Dalam kehidupan sehari-hari, ada juga orang-orang yang kadang melakukan PHP, tujuannya sih untuk becanda atau ngasih kejutan buat kita. Misalnya saja pedagang buah anggur di pinggir jalan, menuliskan angka 1 Kg (menuliskan angka 1 besar banget) 10 ribu rupiah, eh ternyata setelah kita bela-belain buat berhenti ke pinggir jalan, harga yang benar Kg (menuliskan angka /2 kecil banget) 10 ribu rupiah, kena PHP deh sama abang si penjual buah anggur.

Nah, sekarang ini yang lagi viral dan menjadi trending topic adalah tentang Timnas Garuda U-22 yang berhasil lolos ke babak final Sea Games 2019 di Filipina, lawan yang akan dihadapi sih cukup berat yaitu Vietnam. Harapan kita sih, sebagai pecinta sepakbola tanah air, Timnas Garuda U-22 dapat meraih medali emas, itu artinya Timnas Garuda U-22 harus membalas kekalahan sebelumnya di babak penyisihan grup ketika kalah 1-2 lawan Vietnam. Mengalahkan Vietnam itu bukan pekerjaan mudah, tetapi ekspektasi publik sepakbola Indonesia sedang tinggi-tingginya. 

Harapan besar, pecinta sepakbola Indonesia diberikan ke pundak skuad asuhan Indra Sjafri, untuk meraih medali emas Sea Games 2019. Rasa haus akan prestasi selama 28 tahun, melatar belakangi harapan yang sangat besar tersebut. Entah bagaimana rasanya nanti, jika Timnas Garuda U-22 gagal mempersembahkan medali emas, tidak hanya skuad garuda yang sedih tetapi seluruh pecinta sepakbola tanah air akan merasakan kegundahan dan kegalauan luar biasa. Karena penantian 28 tahun, masih saja belum berakhir, harapan itu ternyata masih palsu.

Berbicara mengenai PHP, sebenarnya pecinta sepakbola tanah air sudah terlalu sering di PHP-in timnas Indonesia. Dukungan dan harapan publik begitu besar terhadap sepakbola Indonesia, tetapi prestasi yang dihasilkan oleh Timnas Indonesia belum sebanding dengan dukungan suporter yang diberikan. Selama 28 tahun Timnas Indonesia di level senior nihil prestasi, berbagai macam cara telah dilakukan oleh pengurus PSSI tetapi hasilnya masih saja sama, yaitu "ambyar". Entah ini dosa atau salah siapa, sehingga Allah belum merestui Timnas Indonesia untuk berprestasi di level senior.

4 Cerita PHP Timnas Indonesia

Jika menoleh lagi ke belakang, begitu banyak contoh pecinta sepakbola tanah air di PHP-in Timnas Indonesia. Penulis mencoba mencontohkan 4 kejadian PHP yang memilukan menurut sudut pandang penulis. Yang pertama Final Piala AFF 2004, saat itu publik sepakbola tanah air begitu yakin skuad asuhan Peter White akan dengan mudah mengalahkan Singapura di babak final. Boaz Solossa, Ilham Jayakesuma dan Kurniawan Dwi Yulianto saat itu tengah on fire, namun tekel keras Baihakki Khaizan terhadap Boaz mengubah peruntungan Indonesia di babak final. Setelah Thiery Henry-nya Indonesia mengalami cedera, arah permainan memihak ke Singapura. Akhirnya Indonesia takluk dalam dua leg, dengan skor 1-3 dan 1-2 dari Singapura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun