Mohon tunggu...
Soni Indrayana
Soni Indrayana Mohon Tunggu... Freelancer - Novelis dan penulis buku "Kitab Kontemplasi"

Penulis yang suka menulis semua genre.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dua Hati Biru, Dua Hati Baru yang Harus Berguru

2 Mei 2024   17:23 Diperbarui: 2 Mei 2024   17:25 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

idntimes.com
idntimes.com

Meski sudah empat tahun menikah, Bima dan Dara bisa dibilang newbie dalam berumah tangga karena status mereka yang mesti LDR (long distance relationship). Saat mereka memutuskan untuk mandiri dengan pindah dari rumah orangtua, masalah seakan tidak berhenti menderu. 

Dara terus-terusan bersilang pendapat dengan ibunya Bima yang menganggap Dara tidak kompeten sebagai ibu. Dara juga harus berhadapan dengan masalah orangtuanya yang di ambang perceraian, belum lagi kondisi ayahnya Bima yang sakit dan Bima yang pengangguran. Dara merasa berada dalam titik di mana ia tidak bisa berfungsi selayaknya seorang istri, ibu, anak dan menantu.

Bima lain lagi masalahnya. Menjadi pengangguran, atau berpenghasilan di bawah penghasilan istri, tidak punya pendidikan dan keahlian yang mumpuni menjadikannya cukup sensitif. Dia merasa rendah ketika harus menghadiri kelas parenting berbahasa Inggris, atau merasa tolol hanya karena dia tidak bisa mengikuti cara Dara mendidik anak. Bima benar-benar insecure.

 

Pertengkaran Bima dan Dara makin tidak bisa dihindari. Mereka bertengkar hebat, Dara memutuskan ingin kembali ke Korea untuk mencari uang karena orangtuanya yang terancam bangkrut dan demi kebutuhan Adam. Walau di akhir diketahui bahwa Dara ingin pergi karena merasa kepulangan dirinyalah yang membuat masalah terasa semakin banyak. Bima dan Dara juga "pisah ranjang" karena panasnya hubungan mereka.


Pernikahan Bima dan Dara baik-baik saja ketika mereka LDR, tetapi kembalinya Dara untuk hidup bersama seakan menjadi sebab masalah-masalah datang yang kemudian berujung pertengkaran. Mungkin Bima dan Dara akan bertanya pada diri mereka masing-masing, benarkah pernikahan mereka adalah hubungan yang layak dipertahankan dan dilanjutkan? Atau benarkah pernikahan mereka hanya akan menjadi hubungan toxic saja?

Gina S. Noer menyajikan film Dua Garis Biru pada tahun 2019 dengan mengangkat tema hamil di luar nikah dan semua problematika yang mendasari dan yang harus dihadapi. Sebuah film yang juga layak untuk mendapat apresiasi tinggi karena banyaknya pesan moral yang dibawa. Kemudian film tersebut disambung dengan Dua Hati Biru yang rilis pada suasana lebaran tahun 2024 yang temanya lebih menjurus kepada problematika keluarga muda di Indonesia. Untuk film kedua ini, Gina seakan ingin mewanti-wanti kepada penonton tentang angka perceraian di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan.

Menurut data BPS, angka perceraian di Indonesia dari tahun 2017 sampai 2022 terus mengalami peningkatan. Turun sedikit pada 2023, tetapi tetap mencapai angka lebih dari 500 ribu kasus perceraian. "Uniknya" lagi, mayoritas perceraian yang terjadi adalah cerai gugat alias perceraian yang diajukan oleh istri. 

Bahkan pada pada tahun 2022, angka cerai gugat mencapai 75% dari angka perceraian. Pada tahun 2022, faktor penyebab perceraian mayoritas didasari oleh keadaan ekonomi (110.939 kasus) dan pertengkaran dan perselisihan tiada henti (284.169 kasus). Ketika kita melihat pada tahun-tahun sebelumnya, faktor penyebab perceraian tertinggi pun ternyata sama saja: ekonomi dan petengkaran.

katadata.co.id
katadata.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun