Karya: Opan Semesta
Aku tak tahu bagaimana caranya melupakanmu tanpa mengingkari diriku sendiri. Sebab setiap senja yang datang, meski tak bernama dan tak pernah sama, selalu membawa siluetmu dalam warna yang tak bisa kuhindari. Langit boleh memburu biru, ombak boleh menggigilkan malam, tapi rinduku tetap mendulang kesejukan dari kenangan yang enggan padam. Kau adalah rasa yang menanda waktu, bukan untuk dilupakan, tapi untuk dikenang dengan tenang.
Asmara abadi tak selalu tinggal dalam pelukan, kadang ia menetap dalam luka yang tak berdarah, dalam bayang yang tak mau pergi. Aku telah mencoba menyepakati hati tentang kehilanganmu, tapi wajahmu yang hapal mencederai rasa, membuatku gagal menjulang alpa. Kau bukan sekadar impian yang kupaksa lepas, kau adalah bagian dari diriku yang tak bisa kutanggalkan, meski waktu memaksaku berjalan.
Dan jika hidup harus terus bergulir dalam bayangmu, biarlah begitu. Karena mungkin, dalam cekam yang panjang, aku sedang belajar bahwa cinta sejati tak selalu harus memiliki---ia hanya perlu dikenang dengan setia, seperti senja yang datang untuk pergi, tapi selalu dinanti.
#BumiperkemahanBolihutuo
#Medio130825
#21;45
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI