Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Empat Penggal Tahu dan Segelas Teh

3 Februari 2023   03:49 Diperbarui: 3 Februari 2023   03:50 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tidak apa-apa."

"Harga berapa, Pak?"

"Lima ribu," sahut ka One sambil merogoh sakunya.

Dari arah dapur lapak tersebut, muncul seorang perempuan setengah baya. Wajahnya mirip pelayan belia berlesung pipit.

"Pak!"

"Ya, Bunda," Ka One terkejut. Memandang dalam. Ia mengenal perempuan itu. Seorang guru sekolah dasar. Kawan Ka One. Oh, jadi lapak ini miliknya, ya? Lagi-lagi Ka One berbicara kepada dirinya sendiri.

"Bapak tidak pulang kampung?"

"Tidak, saya tinggal di kos" jawab Ka One singkat.

"Ooh!" seloroh perempuan paruh baya tersebut. Sambil tangan kanannya menyeka peluh. Tampak ia baru saja bekerja di dapur.

"Mari, Bun!" Ka One membalikkan tubuh seratus delapan puluh derajat. Melangkah menyusuri malam sepi. Mempercepat langkahnya. Seolah perutnya berkata, cepat kembali ke kos. Aku ingin diisi.

Perjalanan ke kos. Ia menatap bulan. Bulanpun menatapnya dari balik awan. Bentuknya bulat utuh. Cahayanya meredup, tak seperti saat purnama.  Ka One teringat, malam ini tanggal 12 rajab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun