Kokoh rumahmu tinggi menjulang
bangunan kerjamu kuat bertulang
bilik kerja berhias brankas berisi uang
kau tak risaukan jelata tidur terkekang,
Kau menghiba suara sampai ke gunung berlereng
senyummu beku karena mengulum kelereng
hingga kau bersila kaki di kursi mentereng
kau tak risaukan jelata berjuang sesendok minyak goreng,
Biarkan aksaraku ini bicara
untuk tunas-tunas beranjak usia
sbagai saksi berjiwa menyala di altar persada
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!