Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Menulis ,Olah raga berenang dan jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembiaran Kucing-kucing Liar Indikasi Abai terhadap Masalah-masalah Sosial

14 Juni 2022   18:30 Diperbarui: 15 Juni 2022   00:45 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hans Batubara ( di tengah ): penyayang kucing liar di areal Situ Gintung  Dok: Pribadi

Di sepanjang jogging track  sejauh kurang lebih delapan kilometer, yang  banyak dugunakan warga untuk olahraga baik jalan,  lari, maupun  gowes  sepeda itu, terdapat kira-kira 150 ( seratus lima puluh ) ekor kucing liar yang terlantar., atau lebih tepatnya ditelantarkan. 

Diantaranya  banyak kucing kecil  yang  sengaja dibuang ke lokasi wisata taman terbuka ini oleh para pemiliknya, dengan berbagai alasan termasuk karena dianggap menggangu di lingkungan keluarganya.

Dalam suatu kesempatan berbincang-bincang dengan pak Hans, ia bercerita banyak  hal mengenai kebiasaannya memberi makan kucing-kucing liar tersebut. Yang unik adalah topik cerita kucing-kucing terlantar ini  banyak menyentuh aspek-aspek  realitas kehidupan manusia sehari-hari. 

Tentang keprihatinan akan kurangnya kepedulian dan kepekaan sebagian masyarakat untuk secara nyata membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, terutama pemberdayaan melalui pendidikan dan keterampilan bagi  kepentingan masa depan mereka yang lebih baik dan sejahtera .

Kepekaan dan kepedulian itu bukan hanya sekadar ujaran-ujaran baik  lisan, dan atau  tertulis yang dishare di berbagai media arus utama dan kanal - kanal medsos, yang umumnya dibalut dengan identitas tampilan-tampilan untuk menarik  perhatian dan pencitraan.

Bukan pula sikap-sikap munafik yang selalu berbicara dusta, ingkar janji dan khianat kepada sesama ummat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun