Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Menulis ,Olah raga berenang dan jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembiaran Kucing-kucing Liar Indikasi Abai terhadap Masalah-masalah Sosial

14 Juni 2022   18:30 Diperbarui: 15 Juni 2022   00:45 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hans Batubara ( di tengah ): penyayang kucing liar di areal Situ Gintung  Dok: Pribadi

Oleh sementara orang, kucing dianggap sebagai hewan licik, suka mencuri makanan. Bahkan muncul anekdot:  malu-malu kucing. Apapun alasannya, bagi para pencinta kucing, perlakuan seperti itu   tentu dianggap sebagai tindakan kejam dan tidak memilki sikap prikemanusiaan. 

Semua itu representasi gambaran  adanya kecenderungan sikap pembiaran terhadap kucing-kucing liar sebagai makhluk hidup yang membutuhkan perhatian dan kepedulian.

Para penyayang kucing percaya, bahwa kucing tidak akan mengganggu manusia apalagi mencuri , kalau perutnya kenyang.  Diyakini, dua pertiga kehidupan kucing digunakan untuk tidur. 

Dilansir dari beberapa sumber, lama waktu tidur kucing rata-rata 15 jam sehari, bahkan beberapa kucing yang mengantuk menutup mata, bisa tidur mendengkur hingga 20 jam setiap hari. 

Bahkan bayi-bayi kucing yang baru lahir bisa menghabiskan waktu selama 21 jam lebih atau 90 persen waktu dalam sehari dipakai untuk tidur.  untuk perilaku ini, kucing akan bertindak seperti pensiunan lansia yang menghabiskan banyak waktu untuk tidur sepanjang hari. ( Abdul Haris Maulana, Kompas.com, 17 Desember 2020, 18.04 WIB ). 

Hubungan peran kucing dengan manusia

Riwayat hubungan kucing dengan manusia konon sudah berlangsung  sejak 5000 tahun SM. Berdasarkan bukti penemuan kerangka kucing di pulau Siprus. Sejak  3.500 SM, orang-orang Mesir kuno telah memaafaatkan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung tempat penyimpanan hasil panen. 

Dewasa ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni ( pure breed ) diantaranya persia, siam, manx dan sphinx. 

Jumlah kucing ras hanyalah 1 % dari populasi kucing di dunia.  Sementara menurut International Federation for Animal Health Europe ( IFAH ), populasi kucing domestik di seluruh dunia mencapai sekitar 220 juta. ( https://id.m.wikipedia.org ). Wow,hampir  80 % dari  jumlah penduduk Indonesia.

Keajaiban alami kucing telah memicu munculnya beberapa komunitas penyayang kucing liar. Di Indonesia sedikitnya ada 5 komunitas penyayang kucing, yaitu Indonesia Cat Assosiation ( ICA ), Komunitas Pencinta Kucing Bandung Raya ( KPK ), Save Love Cat ( SLC ) dan Tenggarong Cat Lover ( TLC ). Tujuan dari setiap komunitas tersebut ternyata berbeda satu sama lain, tapi utamanya tetap sama, yaitu memberikan pemeliharaan terhadap kucing.

ICA termasuk  ke dalam bagian komunitas lama dan besar yang didirikan pada tanggal 01 April 2003. Komunitas ini berkembang  di berbagai kota besar , seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Solo dan Yogyakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun