Rugi kalau tak baca, ... Artikel inspiratif, pendobrak mental block yang menghalangi suksesmu
Humaniora  |  "Menulis Ulang Takdir: Jefry dan Dinding Tak Terlihat"
DikToko
(Soetiyastoko)
Langit sore berwarna oranye keemasan, seakan ingin memberi salam perpisahan pada hari yang sedang di ambang azal. Di kamar kecil yang menghadap ke kebun pisang, Jefry duduk bersandar pada kursi kayu. Kalender di dinding menandai bulan September 2025---tahun sudah hampir habis.
Di hadapannya, selembar kertas lusuh terbentang. Itu adalah daftar target yang ia tulis di awal tahun dengan semangat membara. Namun, dari sepuluh target yang ia catat, belum satu pun yang berhasil dicentang.
Ia menghela napas panjang.
"Apa yang salah denganku? Kenapa rasanya aku selalu tertahan di titik yang sama?"
Pintu kamarnya diketuk pelan.
"Jef, makan malam sudah siap. Kamu dari tadi di kamar terus," suara Ibu terdengar lembut.
Jefry menoleh ke arah pintu, lalu menjawab lirih, "Iya, Bu. Sebentar lagi Jefry keluar."
Namun ia tetap duduk. Ada rasa sesak yang sulit dijelaskan.
"Aku sudah berusaha, sudah bekerja keras... tapi kenapa selalu terasa seperti ada tembok besar yang menahan?"
Dalam keheningan itu, kenangan masa kecilnya menyeruak. Ia teringat ketika guru SD pernah menegurnya di depan kelas, "Jefry, kamu ini nakal sekali. Nggak bisa diam ya?" Semua teman tertawa. Sejak saat itu, ia merasa dirinya anak nakal yang tak bisa dipercaya.