Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soetiyastoko | Menulis Ulang Takdir: Jefry dan Dinding Tak Terlihat

3 September 2025   04:47 Diperbarui: 3 September 2025   04:47 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trauma masa lalu, jadi penghambat langkah hari ini. Hapuslah, temukan potensi diri sepenuhnya. Copied from FB

Ia sadar, ia sedang menulis ulang takdirnya. Dan ia berjanji, cerita hidupnya kali ini akan berbeda.

Menghapus aplikasi bermasalah -lalu- di-instal dengan aplikasi baru yang positif.
Dilakukannya afirmasi positif, mengisi kesadaran baru kedalam alam bawah sadar di otaknya.

Merujuk pada hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

"Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku."

Hadis ini menekankan pentingnya memiliki persangkaan yang baik kepada Allah SWT dan betapa pentingnya memiliki keyakinan yang kuat akan kebaikan dan kasih sayang-Nya. Dalam konteks ini, Allah SWT menjanjikan bahwa Dia akan memberikan apa yang diharapkan oleh hamba-Nya, asalkan hamba-Nya memiliki keyakinan yang baik dan benar kepada-Nya.

Dengan kata lain, prasangka buruk yang tertanam dari masa lalu --yang telah menjadi mental block, harus diruntuhkan --dihapus.
Diganti dengan keyakinan baru yang positif.

*Kesimpulan*

Mental block adalah dinding tak terlihat yang terbentuk dari kata-kata lama yang kita percaya sejak kecil. Dinding itu hanya bisa diruntuhkan dengan menyadari sumbernya, memaafkan masa lalu, dan mengganti narasi lama dengan yang baru.

*Hikmah*

Masa lalu bukan penjara, hanya pelajaran. Ketika kita berdamai dengan pengalaman pahit, kita merdeka dari rantai yang menahan langkah.

*Pelajaran*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun