Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja 7

14 Januari 2022   00:04 Diperbarui: 14 Januari 2022   00:16 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja 7

Soetiyastoko

Kali ini yang kulihat
seringainya,
taring-taringnya
tidak untuk hujam
tapi
robek-robek rasa-ku

Senja dan tetesan
merah-darah
lahap mengunyah
sisa-sisanya harapan
padamu
tak kunjung ditelan

Kita, sudah janji
tak katakan rindu
tak dengarkan kangen
walau melangkah sepi
tanpa saling genggam
di jalan lengang

Bagaimana temukan gantimu
kenangan atas-mu
terlampau pekat
terlalu lekat
Tak ada sisa rasa asmara
untuk kuberikan ke lain roman

Ketika kau  standar cinta-ku
maka orang akan sakit hati
ketika
dibandingkan,
aku tak ingin begitu
tapi, tak mampu

Sedangkan aku
masih ingin
punya anak kandung sendiri
pun
dikau,
arah tak bisa kita tunggangi

Kini
resah itu
bukan anak yang belum lahir
tapi rona-mu tak terhapuskan
dikelopak-ku
hingga terjaga dari tidur.

(Sedang aku telah janji, tak akan mengatakannya padamu, tentang rindu meluap banjir. Tak mungkin aku ingkar pada-mu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun