Mohon tunggu...
Soer Kanie
Soer Kanie Mohon Tunggu... Administrasi - Tim ahli DPRD

aktivis :partai, LSM , ormas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Said Tuheleley Sang Pembela Kaum Dhuafa

28 Desember 2016   07:04 Diperbarui: 28 Desember 2016   08:04 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Muhamaddiyah.co.id

Membaca dan langsung berkenalan dengan bang Said Tuheleley adalah hal yang sangat mengembirakan hal ini ketika penulis bertemu dengan bang Said (panggilan Akrab) sewaktu menghadiri Rakernas Majelis Pemberdayaan Masyarakat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta periode 2000-2015 ketika penulis berangkat menjadi utusan MPM Sumatera Utara , penulis sempat membaca dan mendengar seorang pembela kaum dhuafa yang bernama Said Tuheleley yang juga ketua MPM di PP Muhammadiyah waktu itu , dan kita saat mendengar paparan yang disampaikan beliau tentang pentingnya Pemeberdayaan masyarakat dalam program unggulan Muhammadiyah hal ini menjadi tertarik bagi penulis untuk melanjutkan rencana program yang disampaikan oleh MPM PP Muhammadiyah saat itu.

Penulis saat itu terkagum-kagum dan bangga liat Bang Said dalam mengelola dan menjalankan program kerja MPM PP Muhammadiyah yang sudah dipercayainya waktu itu , dengan gamblang beliau memeparakan program kerja yang peduli terhadap petani, Nelayan, serta masyarakat yang kurang mampu untuk didampingi oleh  Muhammadiyah dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat yang ada di indonesia .

 Ditambah lagi ketika penulis mendengar belia (bang said ) meninggal dunia pada Juni 2015 hal ini menjadi pukulan keras bagi aktivis Muhammadiyah Pembelaa kaum dhuafa yang cukup populer ini dikalangan aktivis sangat menghentakkan kader muhammadiyah seantero Indonesia , beliau banyak menorehkan tinta  emas kepada Generasi Muda untuk dapt bekerja keras dalam melakukan tanggung jawab terhadap pimpinan yang mengamanahkan belaiu hingga meninggal dunia .

Dalam bukunya Jejak langkah Said Tahuleley dijelaskan dengan sikap Beliau yang konsisten dan teguh dalam melakukan segala aktivitas selalu dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih hal ini demi terselamatkannya kaum dhuafa yang ada di seluruh indonesia ada pesan beliau yang sangat terharu dan menjadi motivasi penulis tentang ungkapan " Selama Rakyat masih menderita tidak ada kata Istirahat " hal ini menunjukkan dedekasi dan loyalitas beliau dalam melakukan gerakan pemberdayaan terhadap masyarakat yang sangat tinggi. 

Seminggu sebelum meninggal beliau masih sempat melakukan pendampingan terhadap Masyarakat papua termasuk cara bercocok tanam terhadap mereka, Cara berpikir Said Tahuleley yang diungkapkan oleh Amien Rais dalam tulisannya bahwa beliau memiliki pemahaman dan menjalankan perintah al quran dalam menegakkan keadilan ( quran, 16 : 90 )  menyangkut tentang ekonomi, hukum politik dan pendidikan selalu menimpa orang miskin dan yang tergolong dhuafa dan mustadhafin. 

Beliau mampu memecahkan pengembangan program PP Muhammadiyah yang selama ini fokus dengan pendidikan dan kesehatan dengan program unggulan pemberdayaan masyarakat yang jadi popoler sejak belaiu Pimpin selama 2 periode kepempimpinan hal ini mnejadi nilai tambah bagi penguatan Gerakan muhammadiyah kedepan demi membangun jaringan ketingkat bawah dalam melakukan dakwah diakar rumput yang selam ini belum terjamah ioleh kader peryarikatan Muhammadiyah di indonesia. Bang Said asal saparua Ambon ini dibesarkan dengan kedua orang tua yang religius serta memiliki nilai juang yang tinggi dalam membela agama untuk bisa melakukan pengabdian kepada Allah SWT. Beliau sering melakukan pendampingan masyarakat di daerah timur guna pemberdayaan agar masyarakat setempat bangkit ditengah kemiskinan yang ada. 


Prof Muhajir Efendi yang sekarang mendikbud dalam tulisannya tentang Bang Said menjelaskan bahwa beliau sedang menjalankan dan mengimplementasikan gerakan Tauhid Sosial yang pernah dipopulerkan oleh Amien Rais, dimana gerakan tauhis sosial ini dilakukan dengan istilah tahlilan dalam bentuk lain , la illa ha illallah yang tidak bersuara namun menjelma menjadi kekuatan yang membebaskan manusia dari belenggu ketidakberdayaan, tahlilan yang digelar disawah-sawah, dikampoeng-kampoeng nelayan, ditempat pembuangan sampah dan dipasar-pasar tradisional ,dan gerakan yang dilakukan oleh Bang Said ini pada hakikatnya adalah para perindu surga dimana  para perindu surga datang  ketempat tempat tersebut untuk membuat penghuninya termanusiakan. 

Semoga bang Said dengan keikhlasannya mampu menjadi sejarah bagi kami dan penulis untuk melanjutkan cita-cita beliau sehingga memapu mewujudkan cita-cita yang tertunda dimasa depan , amiiin yaa Allah semoga Beliau diberi keberkahan oleh Allah SWT demi mendapatkan surga .amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun