Mohon tunggu...
Surya Rianto
Surya Rianto Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, dan Anime

Blogger, Jurnalis Ekonomi, Pecinta Badminton, Penggemar Anime dan Dorama Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kedai Kopi Lokal Bakal Ganggu Pasar Starbucks?

7 Juli 2019   13:57 Diperbarui: 7 Juli 2019   14:03 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerai Fore Coffee di Stasiun Sudirman yang menggantikan posisi gerai Starbucks. / foto pribadi

Finlandia menjadi negara dengan konsumsi kopi terbesar dunia sebanyak 12 kg per orang setiap tahunnya. 

Nah, angka konsumsi yang rendah ini kerap dibuat menjadi daya tarik bisnis kedai kopi di Indonesia. Namun, apakah benar bisnis kopi di Indonesia menggiurkan? 

Starbucks Indonesia berada di bawah naungan PT Sari Coffee Indonesia, anak usaha PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. Kakek Starbuck Indonesia adalah PT MAP Adiperkasa Tbk., sang raja ritel branded di Indonesia milik jaringan Sjamsul Nursalim. 

Jika melihat dari laporan keuangannya, Starbucks Indonesia ada di Indonesia sejak 2002. 

Di Akhir 2001, Sari Coffee Indonesia melakukan perjanjian dengan Starbucks Corporation untuk memberikan hak membuka serta mengoperasikan kedai Starbucks. Perjanjian itu langsung dijamin oleh Mitra Adiperkasa. 

Kerja sama pertama antara emiten berkode MAPI selaku kakek usaha Sari Coffe Indonesia itu berakhir pada 2016. MAPI pun melanjutkan kerja sama dengan tanda tangan perjanjian baru pada 17 Oktober 2016. 

MAPI lewat Sari Coffee Indonesia menandatangani kerja sama Area Development and Operation License Agreement dengan Starbucks Coffe Indonesia Inc. Selain itu, Sari Coffe Indonesia juga tanda tangan Trademark and Technology License Agreement dengan SBI Nevada Inc, untuk memberikan hak kepada cucu usaha MAPI itu mengoperasikan Starbucks. 

Sekitar kurang dari setahun setelah perjanjian kedua, induk usaha Sari Coffee Indonesia, MAP Boga Adiperkasa melantai di Bursa Efek Indonesia.

Lewat melantai di bursa, IDN Financial mencatat emiten berkode MAPB itu mampu meraup Rp37,25 miliar dari harga penawaran perdana Rp1.680 per saham. Sampai perdagangan Jumat (05/07/2019), harga saham MAPB ditutup stagnan di level Rp1.800 per saham. 

Dari prospektus penawaran perdana MAP Boga, Starbucks berkontribusi paling besar terhadap kinerja perseroan. Sampai 2016, Starbucks berkontribusi sebesar 89,74% dari total pendapatan. 

Secara total, Starbucks mencatat pendapatan hingga Rp1,46 triliun dari total pendapatan senilai Rp1,62 triliun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun