Namun, rencana protes di tengah badai salju Muskie tidak sesuai rencana ahli strateginya. Alih-alih bisa membakar semangat para pendukungnya, pemberitaan dari para wartawan yakni, tangisan emosional Muskie, justru membuatnya gagal melaju menjadi presiden selanjutnya.Â
Padahal, tulisan berita para wartawan itu tidak sepenuhnya benar. Muskie tidak benar-benar menangis. Hanya saja, salju yang mencair membuatnya menyeka wajahnya yang tengah emosional. Alhasil, ada asumsi dia menangis.Â
Di balik berita itu, ternyata memang ada sosok yang mengaturnya. Sosok itu pun bukan dari media, tetapi salah seorang yang berada di lingkaran gedung putih.Â
Kira-kira di Indonesia ada yang seperti ini enggak ya?