Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyoal Penghinaan Mahathir atas Etnis Bugis

19 Oktober 2017   16:09 Diperbarui: 19 Oktober 2017   16:30 3889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahathir mempertontonkan sikap rasis yang berefek buruk hingga ke negara-negara ASEAN - FOTO: SCMP.com

Tak ketinggalan Wakil Presiden Persatuan Perpaduan Rumpun Bugis Melayu Malaysia, Tasman Matto pun mengecam ulah Mahathir. "Soal ras jangan kita bangkitkan kalau mau Malaysia terus maju, keamanan perlu kita jaga. Soal politik itu adalah ideologi masing-masing, tidak perlu kita campur-adukkan," katanya.

Di sisi lain, isu tersebut memang terbilang belum memanas, bahkan jika merujuk berita diturunkan Antaranews.com,pengunjung artikel terkait isu tak menyentuh angka 2 ribu pembaca dalam dua hari sejak tayang. Namun terpenting bukan soal bahwa masalah ini harus memanas, namun memang diperlukan penolakan keras atas tingkah polah yang diperlihatkan Mahathir.

Pasalnya, persoalan diskriminasi tersebut semestinya menjadi hal yang memang harus dilawan oleh masyarakat manapun, terutama di ASEAN yang di pentas internasional acap diremehkan hingga disematkan julukan "Dunia Ketiga". Kenapa diremehkan, tak lain karena pola pikir seperti dipertontonkan Mahathir memang masih cukup menggurita, dan mental egaliter terkesan masih sangat asing. Mental seperti ini semestinya hanya ada sampai abad lalu saja, tapi faktanya masih menjadi bagian realita hingga hari ini.

Patut digarisbawahi, bahwa diskriminasi seperti itulah yang acap menjadi penyebab ketidakadilan, monopoli satu etnis atas etnis lain, satu golongan di atas golongan lainnya. Kemiskinan hingga kebodohan pun hampir tak lepas dari masalah diskriminasi, karena yang menyeruak adalah keyakinan hanya etnis dan golongan tertentu yang pantas untuk mendapatkan keran untuk hidup sejahtera dan bebas dari kebodohan. 

Maka itu, pernyataan Mahathir yang bernada diskriminatif tersebut menjadi satu hal yang perlu ditentang dan dilawan. Di manapun diskriminasi muncul, maka perlawanan terhadap masalah tersebut harus muncul di manapun. Penghinaan dan aroma diskriminasi etnis Bugis di Malaysia, bukan hanya masalah di sana, tapi itu masalah bagi manusia yang masih menghargai kemanusiaan.

Mudah-mudahan, desakan dari berbagai pihak agar Mahathir bersedia meminta maaf kepada masyarakat Bugis, menjadi hal sangat penting untuk melawan diskriminasi dan rasis. Syukur-syukur jika petinggi ASEAN pun turun tangan, untuk membantu Mahathir membuka mata, jika saat ini diskriminasi dan sikap rasis seharusnya sudah ditinggalkan jauh di belakang. Kecuali, jika ia sendiri memang ingin dikenang sebagai tokoh ASEAN bermental terbelakang, itu cerita lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun