"Generasi otodidak yang dididik oleh Internet dan dimanfaatkan oleh teknologi, pada akhirnya akan membuat sistem pendidikan industri kelaparan."Â Naval Ravikant. Filsuf asal Amerika kelahiran India.
Sistem Pendidikan di Jawa Barat memang seperti jalan ditempat. Kebutuhan pasar mau pun potensi anak didik, kadang tidak berkesesuaian dan tidak menonjol. Seharusnya, pendidikan tidak terlalu dicekokin teori, praktek dan pemahaman lingkungan sejak dini jauh efektif.
Ada lompatan yang terlalu jauh dalam fase pendidikan di Jawa Barat. Pendidikan di Jawa Barat terlalu mengejar teknologi, padahal yang harus disadari masyarakatnya merupakan masyarakat tradisi. Lompatan yang terlalu jauh itu menyebabkan kepicangan, karena pendidikan meninggalkan subtansinya.
Adapun seharusnya, teknologi yang berkembang sesuai dengan potensi wilayah yang terdapat di daerah tersebut. Agar pendidikan itu tidak ngawang-ngawang. Tapi berjalan diatas bumi.
Negara-negara yang sistem pendidikannya jauh lebih baik dari pada di Jawa Barat, pendidikannya mengedepankan aspek lingkungan, sopan santun dan karakter. Begitu juga di Finlandia yang dikenal dengan negara sistem pendidikan terbaik, anak didiknya tidak dicekokin dengan berbagai pelajaran yang membuat anak stres.
Guru di negara tersebut, diberikan kebebasan untuk mengajar agar anak didik merasa menyenangkan selama belajar. Tidak tegang dan kaku.
Begitu juga di Amerika Serikat (AS), sistem pendidikannya dikenal dengan menekankan pada pembelajaran praktis dan autentik yang menggabungkan pelajaran dan aktivitas kehidupan nyata.
Secara konseptual, Bangsa Indonesia memiliki gagasan pendidikan yang tidak kalah mentereng dengan negara-negara maju diatas. Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak pendidikan nasional meletakan pendidikan yang berlandaskan budi pekerti, budaya dan humanisme sebagai pondasi utama, dengan  menekankan pengolahan potensi-potensi peserta didik.
Gagasannya sangat jelas, tapi implementasinya yang kadang bertolak belakang. Sehingga, banyak anak-anak yang lulus sekolah kebingungan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Karena, ilmu yang didapat disekolah berbeda dengan realita dan kebutuhan di masyarakat.
Pendidikan Berkarakter Jawa Barat Mewujudkan Manusia Sejati Sejak Dini.
Kebutuhan Pendidikan Berkarakter dan kebutuhan seseorang yang mampu menterjemahkan gagasan besar yang dibawa oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) menjadi kebutuhan mendesak. Mengingat, pendidikan merupakan senjata paling ampuh untuk merubah sumber daya manusia (SDM) yang bisa mengelola sumber daya alam (SDA) dan potensi yang ada.
Menterjemahkan gagasan itu bukan hanya dari aspek teknis administratif, tapi juga menterjemahkan dalam kontek yang lebih strategis.