Mohon tunggu...
Sodik Permana
Sodik Permana Mohon Tunggu... Wiraswasta - JnT Cargo

Penikmat filsafat dan penulis pemula yang senantiasa berusaha konsisten dalam belajar sesuatu yang belum terfahami.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Logika Dasar, Kaidah Berpikir Benar

16 September 2022   16:12 Diperbarui: 16 September 2022   16:25 2553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | (PIXABAY/NUGROHO DWI HARTAWAN) 

1. Prinsip Identitas

Dari berbagai perkembangan logika baik sebagai ilmu tertentu sebagai landasan awal ataupun sebagai cara untuk berfikir benar, dikatakan sebagai cabang filsafat. 

Prinsip ini menjelaskan substansi sesuatu atau substansi objek yang akan kita cari kebenarannya, atau bisa fahami bahwa prinsip ini merupakan langkah awal untuk berfikir benar dengan menentukan ke-apa-an sesuatu seperti yang kita fahami identitas sebagaimana adanya. Identitas merupakan substansi yang kita ketahui esensinya, sederhanya adalah sebagai ciri daripada sesuatu dengan sesuatu lainya. 

Dalam membahas identitas ini kita sedang berlogika, mengetahui suatu identitas bukan hanya dari aksidennya saja atau sisi luarnya saja sebagai esensi tapi keseluruhan dari sesuatu tersebut yakni sisi dalam materi dan sisi luar materi sehingga menjadi kejelasan identitas sesuatu tersebut.  

Contoh, manusia secara sisi dalam adalah hakikat atau substansinya manusia itu mahluk yang berfikir, sisi luarnya manusia adalah esensi atau aksidennya bahwa manusia dengan rambut begini, bentuk tangan, bentuk wajah, warna kulit dan lain sebagainya sebagai fisik serta perbuatan sebagai sifatnya (pemarah, baik hati dan lain-lain), sehingga munculah suatu identitas utuh. 

Memudahkan kita terhadap identitas ini bisa kita katakan hanya esensinya saja, karena esensi lebih dominan sebagai pembeda jika pembeda itu dinisbatkan pada suatu objek yang sama yaitu manusia, sedang substansi menjadi pembeda apabila penisbatannya terhadap dua objek yang berbeda seperti manusia dan kambing. 

Sederhanya kita fahami rumus prinsip ini adalah A=A, artinya A tidak bisa dikatakan selain A itu sendiri. Kebenaran sesuatu dengan logika matematika, logika bahasa atau logika lainya adalah menentukan identitas objeknya maka akan membentuk keteraturan atau ketepatan berfikir yang kemudian dikatakan benar. Proposisi yang dibangun berdasarkan prinsip ini menjadi kuat dan sulit dibantah karena ketehubungan makna yang tidak kabur atau jelas, ini baru berdasarkan pada satu prinsip.

2. Prinsip Kausalitas

Prinsip ini seperti yang disampaikan oleh aristoteles, sebab-akibat, bahwa setelah diketahui identitas sesuatu dalam persoalan terjadinya proses lain seperti terbentuknya gambaran idea atau gagasan dari peng-indra-an atau persoalan lainnya seperti mengetahui kebenaran sesuatu berdasarkan sumbernya.  

Artinya prinsip secara umum yang kita ketahui jika berdasarkan arti sebab-akibat maka seolah sebuah peristiwa, namun sebenarnya prinsip ini bisa berlaku pada hal lain seperti pencarian kita terhadap makna suatu objek atau kata yang berdasarkan pada hakikat objek tersebut dan hubungannya dengan hakikat objek lainya sehingga tersusun lah suatu makna melalui telaah kausalitas. 

Misal pencarian makna A, kita hubungkan dengan makna selain A (anggap B), maka hasil pencarian makna tersebut akan bermuara pada bahwa sebab A memiliki makna ketika dikaitkan dengan makna selian A, akibat makna A sebagai hasil dari adanya perbandingan atau keterkaitan atau hubungan dengan makna selain A atau lahirlah makna lain seperti B. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun