Mohon tunggu...
Sodik Permana
Sodik Permana Mohon Tunggu... Wiraswasta - JnT Cargo

Penikmat filsafat dan penulis pemula yang senantiasa berusaha konsisten dalam belajar sesuatu yang belum terfahami.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Logika Dasar, Kaidah Berpikir Benar

16 September 2022   16:12 Diperbarui: 16 September 2022   16:25 2553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi | (PIXABAY/NUGROHO DWI HARTAWAN) 

Berbicara hakikat logika bisa kita melakukan pendekatan terhadap arti logika secara etimologinya, artinya setiap manusia melakukan aktivitas berfikir yang ter-atur, sistematis, tepat dan keterhubungan umum-khusus maka itu merupakan hakikat logika. 

Intinya bahwa pemikiran yang memiliki konsep sebab-akibat didalamnya dapat menjelaskan segala sesuatu seperti yang dikatakan aristoteles bahwa logika merupakan landasa pertama dalam ilmu pengetahuan. Sebagaimana-pun kita memaknai logika dengan hakikat yang berdasarkan perspektif kita itu merupakan suatu hal yang boleh selama kaidah utama logika ada yaitu berfikir dengan benar.

Kaidah Logika, Letak Ketetapan nya ?

Dari beberapa forum diskusi mahasiswa dan diskusi umum yang saya ikuti, ada beberapa persoalan mengenai kaidah logika ini. Dikatakan bahwa logika tidak memiliki kaidah yang baku, artinya tidak ada ketetapan suatu katakanlah semacam disiplin ilmu atau klasifikasi atau kriteria tertentu mengenai cara berfikir benar ini. 

Seperti yang di jelaskan oleh aristoteles kemudian difahami bahwa selama kita berfikir benara dengan dasar penalaran deduktif dan induktif, validitas ditentukan oleh penarikan kesimpulan yang sesuai dengan bukti-bukti, keteraturan yang dimaksud perincian setiap bentuk atau objek dan hubungan dengan objek lainya, hubungan makna dari proposisi yang di telaah. 

Hal ini menjadikan logika sebagai ilmu yang memiliki keluasan tersendiri, seperti yang kita ketahui pemikiran Betrand Russell menerangkan logika dalam analisa makna kata sehingga jatuhlah logika kepada ilmu ke-bahasa-an, mengkaji suatu makna kata yang disusun menjadi suatu argumen atau proposisi logis yang sulit dibantah. 

Kita sadari betapa sulitnya meruntuhkan suatu proposisi yang memiliki kelogisan, karena keterhubungan kuat antar makna kata dalam suatu proposisi. Seperti logika yang juga ditetapkan sebagai matematika murni melalui logika tersistematis atau logika simbolik yang dikenalkan oleh Galenus dan Sextus Emipircus (seperti juga russell berperan dalam logika ini) berdasarkan pada sesuatu memiliki ukuran tertentu, dalam hubungannya dengan pemikiran russell bahwa ukuran dari makna yang kemudian pada logika simbolik ukuran itu merupakan manifestasi makna melalui tanda-tanda atau simbol. 

Perhitungan atau pengukuran sesuatu yang tersimbolkan merupakan pembahasan jika-maka atau sebab-akibat, seperti yang kita ketahui 1+1=2 adalah suatu simbol angka dengan makna jika sesuatu objek (1) di tambah suatu objek serupa maka hasilnya objek baru (2) yang merupakan gabungan kedua objek. Kemudian objek (1) tersebut merupakan simbol atau tanda yang memberikan pemahaman suatu penisbatan kepada sesuatu yang terindrai satu, dan gabungan objek merupakan objek baru sebagai simbol dari keberadaan dua objek yang sama dalam realitas. 

Objek ini pada awalnya terindrai yang kemudian memiliki ruang dalam alam fikiran manusia sehingga jika kita jewantahkan maka akan berupa simbol atau tanda, atau bisa saja pada awal nya objek ini merupakan gagasan yang kemudian terjewantahkan menjadi suatu impresi atau objek material yang kemudia akan terulang kembali proses pengindraan. 

Hubungan matematika dan bahasa dalam keteraturan berfikir (logika) adalah ketika suatu simbol yang digunakan dapat kita susun dengan simbol lain yakni kata dan kemudian menjadi proposisi yang mewakili makna dari suatu objek agar dapat terfahami. 

Dari sini menurut saya menjadi jelas ketika logika berkembang menjadi suatu ilmu tertentu seperti matematika murni (ilmu ukur) dan ilmu bahasa, karena keduanya memiliki keteraturan dalam membahas suatu objek dengan benar maka validitasnya akan sulit kita bantah, seperti kebenaran objek 1+1=2, objek setiap manusia akan binasa dan kebenaran lainya. Logika formal (prima principia) yang juga sering kita dengar memberikan suatu pemahaman sederhana terhadap logika itu sendiri, struktur pemikiran formal ini adalah; 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun