Mohon tunggu...
Sobat Budiman
Sobat Budiman Mohon Tunggu... -

Media berbagi gagasan dan cerita tentang dunia perdesaan dan inovasi percepatan pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dewan Adat Papua dan Genderang Perdamaian di Tanah Papua

20 Oktober 2015   13:31 Diperbarui: 20 Oktober 2015   21:22 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keberadaan Dewan Adat Papua memberi harapan akan datangnya perdamaian di tanah Papua. Hampir enam dekade, warga Papua terjebak dalam situasi konflik berkepanjangan yang tak mengenal usai. Mereka merindukan datangnya angin perubahan yang membawa suasana damai dan perbaikan tata kehidupan di Papua.

Sebagian besar warga Papua berharap ada perbaikan, terutama melalui percepatan pembangunan kawasan yang tepat. Untuk itu, mereka ingin terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pembangunan. Dewan Adat Papua menjadi salah satu ikon masyarakat akar rumput di Papua yang mempelopori partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik.

Perubahan di Papua di masa mendatang terihat dalam dokumen perencanaan pembangunan, baik jangka menengah maupun jangka panjang. Dewan Adat Papuamenyadari pembuatan dokumen tersebut didominasi oleh kekuatan politik, akademisi, dan teknokrat. Peran masyarakat, terutama masyarakat adat, masih sangat minim. Tak heran bila ada sejumlah program pembangunan yang justru meminggirkan dan merugikan masyarakat.

Pada akhir Oktober 2015, Dewan Adat Papua akan menggelar Konferensi Besar Masyarakat Adat III di Biak. Konferensi ini menjadi ruang yang tepat untuk mengevaluasi perjalanan organisasi Dewan Adat Papua. Konferensi merupakan media untuk mengidentifikasi pelbagai potensi, termasuk menetapkan strategi yang tepat untuk pengelolaan potensi yang dimiliki Dewan Adat Papua

Masyarakat Papua berharap konferensi ini akan memperkuat komitmen perdamaian. Papua memiliki beragam potensi dan sumberdaya yang belum diolah menjadi modal percepatan pembangunan tanah Papua. Dalam situasi damai, masyarakat dapat fokus menata roda perekonomian keluarga, termasuk mempersiapkan generasi penerus Papua yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun