Mohon tunggu...
SNF FEBUI
SNF FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Badan Semi Otonom di FEB UI

Founded in 1979, Sekolah Non Formal FEB UI (SNF FEB UI) is a non-profit organization contributing towards children's education, based in Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia. One of our main activities is giving additional lessons for 5th-grade students, from various elementary schools located near Universitas Indonesia. _________________________________________________________ LINE: @snf.febui _________________________________________________________ Instagram: @snf.febui ____________________________________________________ Twitter: @snf_febui _______________________________________________________ Facebook: SNF FEB UI ____________________________________________________ Youtube: Sekolah Non Formal FEB UI ______________________________________________________ Website: snf-febui.com ______________________________________________________ SNF FEB UI 2020-2021 | Learning, Humanism, Family, Enthusiasm | #SNFWeCare

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Intergenerational Trauma: Tali Rantai Trauma dan Kita Pemegang Guntingnya

16 Januari 2023   14:05 Diperbarui: 16 Januari 2023   14:11 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya anak-anak juga bisa menjadi penerima efek dari trauma antargenerasi. Seperti yang kita tahu, orang tua dan keluarga merupakan agen sosialisasi pertama atau primer bagi anak. Anak-anak akan meniru perilaku orang tua mereka. 

Cara mereka menjalin hubungan dengan orang lain juga akan dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat dan rasakan dalam hubungan mereka dengan orang tua. Itulah mengapa, ikatan trauma pada orang tua dapat berimbas langsung pada anak. 

Pengaruhnya dapat dilihat  pada  masa   dewasa. Anak yang diasuh dalam ikatan trauma akan memperlihatkan ketidakmampuannya untuk  mengembangkan   kemampuan coping  yang efektif. 

Kebanyakan  anak-anak  ini akan  menjadi  orang orang  dewasa  yang  rentan  terhadap  penyakit mental, tindakan kekerasan,  dan menunjukkan gejala-gejala lain nya,  hingga  akhirnya  mereka melakukan hal yang sama kepada anak mereka [7]. 

Dari sini, kita bisa mengetahui apakah ada keterlibatan trauma antargenerasi di dalam keluarga kita dengan memperhatikan ciri-cirinya, yaitu:

  1. Sebuah keluarga tampak mati rasa secara emosional atau memiliki keraguan yang kuat untuk mendiskusikan perasaan satu sama lain;

  2. Sebuah keluarga mungkin melihat diskusi tentang perasaan atau memperlihatkan kerentanan diri sebagai tanda kelemahan;

  3. Orang tua dalam keluarga memiliki masalah kepercayaan dengan "orang luar" dan punya kecenderungan terus-menerus berkonflik;

  4. Orang tua sering tampak cemas dan terlalu protektif terhadap anak-anak atau anggota keluarga mereka, bahkan ketika tidak ada ancaman bahaya;

  5. Sebuah keluarga memiliki batas-batas hubungan yang tidak sehat dan keluarga secara tidak sadar mempelajari perilaku bertahan hidup yang tidak sehat. [8] 

Gunting Pemutus Ikatan Trauma ada di Tangan Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun