Mohon tunggu...
Soenardjo
Soenardjo Mohon Tunggu... Purnabakti

Seorang purnabakti yang pernah mengabdi pada fasilitas pelayanan kesehatan militer. Saat ini sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Breathing Exercise sebagai Penangkal Covid-19

30 Juni 2021   21:25 Diperbarui: 30 Juni 2021   21:46 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi Covid-19 adalah epidemi (wabah) virus corona yang berasal dari Wuhan, Cina.  Meluas ke berbagai negara dan bahkan hampir seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.  

Sejak awal, pemerintah Indonesia menyatakan negara terimbas pandemi Covid-19. Untuk mencegah meluasnya penyakit tersebut dianjurkan kepada masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak yang kemudian dikenal dengan protokol kesehatan (prokes) 3M.

Alhamdulillah, setelah satu tahun lebih sedikit, ditemukan vaksin untuk mencegah meluasnya Covid-19.  Mulai bulan Februari 2021 kemudian dilakukan vaksinasi.  

Mengingat hasil vaksinasi belum atau tidak dapat diketahui dalam waktu singkat, maka kepatuhan terhadap pemakaian prokes 3M tidak boleh dilupakan.  

Sebenarnya di samping prokes 3M serta pemberian  vaksinasi dalam pencegahan Covid-19, terdapat cara lain yang lebih utama yakni dengan meningkatkan imunitas tubuh.  

Beberapa cara untuk meningkatkan imunitas tubuh antara lain dengan pemberian gizi yang baik, pemberian vitamin, serta berbagai bentuk olahraga. 

Namun bagi penulis (seorang fisioterapis), breathing exercise (olahraga pernapasan khusus) juga dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat mencegah Covid-19.

Sebagai pembanding, breathing exercise terbukti dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat mempercepat proses pemulihan kasus-kasus penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK). 

Meskipun antara Covid-19 dengan PPOK secara patologis dan virus penyebabnya berbeda, namun yang terinfeksi adalah sama-sama organ pernapasan. Hanya lokasinya saja berbeda.  Jadi dengan kolaborasi antara prokes 3M, vaksinasi, dan ditambah dengan breathing exercise diharapkan penularan dan meluasnya penyebaran Covid-19 dapat dicegah.

Peningkatan imunitas tubuh dengan breathing exercise dimungkinkan lebih efektif dan efisien. Ini karena teknik inspirasi (tarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas) berbeda dengan pernapasan biasa. 

Dengan breathing exercise, peran dan fungsi paru-paru, bersama dengan otot-otot dada dan perut, dioptimalkan. Ini untuk meningkatkan proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam darah yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme.  

Berjalannya proses metabolisme yang baik dan lancar dapat meningkatkan kebugaran fisik, yang berarti imunitas tubuh juga meningkat.

Untuk dapat melakukan breathing exercise dengan baik, perlu diketahui  lebih dahulu bahwa  secara anatomis organ paru-paru berada di dalam rongga dada. Dada selain sebagai pelindungnya juga merupakan  satu kesatuan dalam proses pernapasan. 

Dalam breathing exercise ini kedua organ yang sudah merupakan satu kesatuan tersebut dibagi menjadi tiga segmen, yakni segmen apical (atas), thoracal (dada), dan abdominal (perut).  Setiap segmen, dalam proses pernapasan terdapat perbedaan gerakan tubuh bagian atas, dada dan perut yang dapat dilihat secara visual pada saat bernafas. Untuk lebih jelasnya, dapat memperhatikan uraian di bawah ini:

1.  Bernapas dengan fokus bagian apical.

Inspirasi (menarik napas) dilakukan perlahan melalui hidung; kedua bahu bergerak ke atas. Sedangkan saat ekspirasi (menghembuskan napas) dilakukan perlahan melalui mulut; kedua bahu bergerak turun.

2.  Bernapas dengan fokus bagian thoracal.

Inspirasi (menarik napas) dilakukan perlahan melalui hidung; dada bergerak mengembang ke samping kanan-kiri. Saat ekspirasi (menghembuskan napas) dilakukan perlahan lewat mulut; dada mengempis.

3.  Bernapas dengan fokus bagian abdominal.

Inspirasi (menarik napas) dilakukan perlahan melalui hidung; perut mengembang ke depan. Saat ekspirasi (menghembuskan napas) dilakukan perlahan lewat mulut; perut mengempis kembali.

Mengingat tujuan dari breathing exercise adalah untuk meningkatkan imunitas, maka teknik inspirasi dan ekspirasinya juga berbeda dibandingkan dengan pernapasan biasa.  

Perbedaan tersebut dapat dilihat dari gerakan, durasi saat inspirasi dan ekspirasi, serta dibutuhkan alat bantu berupa tali atau ikat pinggang.  Alat bantu ini akan digunakan saat proses ekspirasi bagian thoracal dan abdominal.

Waktu inspirasi dan ekspirasi ketiganya sama.  Prosesnya juga sama, yakni tarik napas pelan-pelan lewat hidung sampai paru-paru terasa penuh. Tahan selama 7-8 detik lalu hembuskan pelan-pelan melalui mulut sampai habis.

Untuk bagian thoracal dan abdominal, pada saat proses ekspirasi, setiap menjelang akhir hembusan, sabuk dilingkarkan pada bagian dada maupun perut. Sabuk ditarik perlahan sampai udara habis keluar.  

Dengan adanya bantuan tekanan dari sabuk saat ekspirasi, diharapkan karbondioksida yang keluar lebih banyak. Sebaliknya, saat inspirasi oksigen yang masuk juga akan lebih banyak.

Oksigen dan karbondioksida merupakan komponen yang sangat menentukan dalam proses metabolisme dan dapat mempengaruhi kebugaran fisik serta meningkatkan imunitas.  

Breathing exercise dapat dilaksanakan selama kurang lebih 10 - 15 menit sesudah olahraga inti atau 25 - 30 menit untuk breathing exercise saja.

Dengan demikian breathing exercise ini diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kebugaran fisik atau imunitas serta dapat mencegah meluasnya Covid-19.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun