Terlihat jelas dari hasil lomba, dominasi kuat ditunjukkan oleh sekolah-sekolah yang secara konsisten membina siswa-siswinya. Salah satu sekolah yang menjadi sorotan adalah SMPN 2 Klaten yang berhasil menyapu bersih sejumlah gelar juara di berbagai kategori, menunjukkan betapa intensifnya pembinaan yang mereka lakukan. Pencapaian ini membuktikan bahwa dedikasi dan kerja keras guru pembimbing serta semangat juang siswa membuahkan hasil yang manis, bahkan mengantarkan para juara 1 ini untuk melangkah ke tingkat provinsi.
Lebih Dari Sekadar Hadiah: Melestarikan Jiwa Budaya
Hadiah yang diserahkan, mulai dari piala, sertifikat kejuaraan, hingga uang pembinaan, menjadi simbol apresiasi atas kerja keras para juara. Namun, nilai sejati dari FTBI jauh melampaui materi.
FTBI adalah momentum strategis untuk menanamkan kecintaan pada Bahasa Jawa sebagai Bahasa Ibu. Di tengah derasnya arus globalisasi, kegiatan ini menjadi benteng pertahanan budaya yang efektif. Melalui Macapat, siswa belajar tentang filosofi hidup Jawa; melalui Sesorah, mereka dilatih berkomunikasi dengan unggah-ungguh (tata krama); dan melalui Aksara Jawa, mereka terhubung kembali dengan akar sejarah mereka.
"Kami berharap semangat ini tidak berhenti di sini. Jadikan prestasi ini sebagai pemantik untuk terus mencintai, menggunakan, dan memajukan Bahasa Jawa. Di tangan kalian, Bahasa Jawa akan terus hidup dan bersinar," tutup Bapak Guritno, seraya mengucapkan selamat kepada seluruh pemenang dan mendoakan kesuksesan bagi perwakilan Klaten di ajang berikutnya.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama para juara, Ketua MGMP Bahasa Jawa SMP, dan Kabid SMP, mengabadikan momen kebanggaan yang menjadi penanda bahwa regenerasi pelestari budaya di Kabupaten Klaten terus berjalan dengan kuat dan penuh harapan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI