Klaten, 30 September 2025 - Budaya Jawa yang kaya raya kembali dirayakan dengan gemilang melalui perhelatan akbar Lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat SMP Kabupaten Klaten Tahun 2025. Bertempat di SMP Negeri 5 Klaten, acara ini sukses menjadi panggung megah bagi 468 siswa-siswi terbaik untuk menunjukkan kecintaan dan keterampilan mereka dalam bahasa serta sastra Jawa.
Antusiasme yang meluap terlihat dari jumlah peserta yang mencapai ratusan, menandakan bahwa regenerasi dan pelestarian bahasa daerah di Klaten berada di tangan yang tepat. Kegiatan ini bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan sebuah ikhtiar kolektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur budaya Jawa sejak dini.
Pembukaan Penuh Makna oleh Kepala Dinas
Acara dibuka secara resmi oleh orang nomor satu di dunia pendidikan Kabupaten Klaten, yaitu Kepala Dinas Kabupaten Klaten, Ibu Titin Windiyarsih. Dalam sambutannya, Ibu Titin menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai 'tunas' yang akan menjaga dan menumbuhkembangkan bahasa ibu di tengah gempuran modernisasi.
"Bahasa Jawa adalah warisan tak ternilai, identitas kultural kita. Festival ini adalah bukti nyata komitmen kita bersama untuk memastikan unggah-ungguh dan kekayaan sastra Jawa tidak pupus ditelan zaman. Kepada anak-anakku, jadilah duta-duta bahasa ibu, lestarikanlah," ujar Ibu Titin dengan penuh semangat, yang disambut tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin.
Turut hadir memberikan dukungan adalah Kabid SMP, Bapak Guritno, yang mengapresiasi kerja keras sekolah, guru, dan para peserta dalam mempersiapkan diri. Kehadiran beliau menegaskan dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Klaten terhadap program pelestarian bahasa daerah.
Tujuh Cabang Lomba, Ratusan Bintang Masa Depan
FTBI Klaten tahun ini menggelar kompetisi di tujuh cabang yang menguji berbagai aspek kecakapan berbahasa dan bersastra Jawa, yakni:
Maca Geguritan (Membaca Puisi Jawa): Menuntut penghayatan mendalam dan artikulasi yang indah.
Sesorah (Pidato Bahasa Jawa): Menguji kemampuan retorika, unggah-ungguh, dan penguasaan materi.
Ndhagel Ijen (Melawak Tunggal/Stand-up Comedy): Wadah kreativitas humor yang kental dengan nuansa Jawa.
Nulis Cerkak (Menulis Cerita Pendek): Mengasah daya imajinasi dan kemampuan menulis narasi dalam bahasa Jawa yang baik.
Ndongeng (Mendongeng): Menghidupkan kembali cerita-cerita rakyat dengan teknik bercerita yang memukau.
Nembang Macapat (Menyanyikan Macapat): Kompetisi vokal yang melestarikan tembang tradisional Jawa dengan aturan guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu yang ketat.
Maca lan Nulis Aksara Jawa (Membaca dan Menulis Aksara Jawa): Cabang yang krusial untuk menjaga kelestarian aksara peninggalan leluhur.
Total 468 peserta yang memadati sudut-sudut SMP Negeri 5 Klaten, bertanding dengan sportif dan penuh semangat di masing-masing area lomba. Pemandangan ini menciptakan atmosfer yang sangat hidup, merayakan keragaman talenta dan kecintaan terhadap budaya.
Dewan Juri yang Kompeten dan Berintegritas
Kredibilitas FTBI Kabupaten Klaten semakin diperkuat dengan kehadiran dewan juri yang berintegritas dan sangat kompeten di bidangnya. Mereka berasal dari berbagai institusi ternama yang memiliki kepakaran mendalam dalam budaya dan bahasa Jawa:
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten
Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani)
Museum Radya Pustaka Surakarta
Omah Wayang
Kehadiran para pakar ini menjamin bahwa penilaian dilakukan secara objektif, menjunjung tinggi standar kualitas seni, sastra, dan kaidah bahasa Jawa yang benar. Mereka mencari bukan hanya pemenang, tetapi juga "tunas" yang benar-benar memiliki potensi besar untuk menjadi pelestari budaya.
Gerbang Menuju Panggung Provinsi
Bagi para pemenang, FTBI Tingkat SMP Kabupaten Klaten bukanlah akhir, melainkan sebuah permulaan. Para Juara 1 dari setiap cabang lomba akan mendapatkan kehormatan besar untuk mewakili Kabupaten Klaten di Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Ajang bergengsi di tingkat provinsi tersebut rencananya akan diselenggarakan di Kota Surakarta. Ini adalah kesempatan emas bagi para juara untuk membawa nama baik Klaten dan membuktikan bahwa "Kota Bersinar" memiliki tunas-tunas bahasa ibu yang berkualitas dan siap bersaing di kancah yang lebih tinggi.
Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 ini telah sukses menjadi pengingat yang indah sekaligus motivasi yang kuat. Klaten tidak hanya kaya akan potensi wisata dan industri, tetapi juga kaya akan anak-anak muda yang bersemangat menjaga denyut nadi kebudayaan. Diharapkan, momentum ini dapat terus berlanjut, memastikan bahasa dan sastra Jawa tetap hidup, lestari, dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI