Mohon tunggu...
Worklife

Pentingnya Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja

8 April 2019   23:52 Diperbarui: 21 April 2021   17:02 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pekerja buruh pabrik yang memberlakukan K3. | pexels

Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model (investigasi kecelakaan) Internaltional Loss Control Institute (ILCI).

Manajemen Risiko K3 merupakan suatu usaha atau proses untuk mengelola risiko agar tidak terjadi hal yang tidak diinginan atau kecelakaan secara komprehensif (logis), terencana dan terstruktur.

Hal ini memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada dalam suatu proyek. Pendekatan manajemen risiko ini dapat meningkatkan perbaikan berkelanjutan dalam suatu proyek kedepannya.

Penerapan Manajemen Risiko K3 menjadi suatu keuntuhan dari sistem manajemen suatu perusahaan/organisasi. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun asset. Manajemen Risiko akan memberikan dampak yang optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.

Meskipun demikian, Manajemen Risiko sering dilakukan pada tahap pelaksanaan kegiatan. Manfaat penerapan Manajemen Risiko K3 ini selain mengurangi peluang kecelakaan juga bermanfaat untuk memberikan pemahaman kepada semua pihak mengenai potensi bahaya yang ada pada setiap kegiatan/aktifitas di suatu proyek perusahaan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta kewaspadaan dan kesadaran akan keselamatan kerja.

Baca Juga: Pentingnya Penerapan Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Dalam Manajemen Risiko K3 dilakukan identifikasi risiko, segala aspek yang dapat menimbulkan kecelakaan saat bekerja dipertimbangkan, sehingga nantinya akan didapatkan daftar risiko dari kejadian-kejadian yang dapat berdampak pada setiap elemen kegiatan. 

Analisis Risiko dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan serta kerugian apa saja yang diterima pada saat terjadinya kecelakaan serta dampak dan kemungkinan kedepannya. 

Evaluasi Risiko perlu dilakukan untuk membandingkan tingkat risiko hasil analisis dengan kriteria standar yang digunakan perusahaan/organisasi. Setelah didapatkan semua gambaran risiko maka dilakukan Pengendalian Risiko untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Pengendalian risiko berperan dalam meminimalisir/ mengurangi tingkat risiko yang ada sampai tingkat terendah atau sampai tingkatan yang dapat ditolerir. 

Cara pengendalian risiko dilakukan dengan menghilangkan sumber bahaya (hazard), mengganti proses, mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun