Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Film

F1: The Movie Mendekati Rekor Box Office The Incredibles dan Prospek Keberlanjutannya

15 September 2025   23:34 Diperbarui: 15 September 2025   23:34 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brad Pitt (kiri) pemeran F1: The Movie  (Sumber: https://www.businesslive.co.za/SSDarindo)

Film F1: The Movie yang dibintangi Brad Pitt menjadi salah satu fenomena perfilman tahun 2025. Film bertema balap Formula 1 ini berhasil meraih perhatian publik dunia dan mencatatkan angka box office yang hampir melampaui salah satu film superhero legendaris, The Incredibles (2004). 

Hingga saat ini, F1 telah mengumpulkan pendapatan global sebesar 623,3 juta dolar AS, hanya terpaut sekitar 8,4 juta dolar dari total pendapatan The Incredibles yang berada di angka 631,7 juta dolar AS. Angka ini menunjukkan betapa besar antusiasme penonton terhadap kisah comeback seorang pembalap legendaris yang diperankan dengan apik oleh Brad Pitt.

Jika ditelusuri lebih dalam, performa F1 menunjukkan pola yang menarik. Dari segi pasar domestik, film ini meraih sekitar 189,3 juta dolar AS, sedangkan dari pasar internasional mencapai 434 juta dolar AS. 

Artinya, dukungan terbesar terhadap kesuksesan film ini justru berasal dari luar Amerika Utara. Hal ini memperlihatkan tren baru dalam perfilman global: pasar internasional semakin memainkan peranan penting, bahkan lebih dominan dibandingkan pasar domestik. Dalam konteks pemasaran film, hal ini mengindikasikan perlunya strategi distribusi yang lebih menekankan pada selera penonton global, bukan hanya Amerika.

Film F1  digarap dengan biaya produksi sekitar 250 juta dolar AS. Dalam standar industri, sebuah film blockbuster biasanya dianggap break-even jika mampu menghasilkan setidaknya 2,5 kali biaya produksinya. Dengan demikian, target break-even F1 berada di kisaran 625 juta dolar AS. Dengan capaian saat ini yang hanya terpaut 1,7 juta dolar AS dari titik tersebut, film ini hampir dipastikan akan mencapai titik aman dalam waktu dekat. Bahkan, peluang untuk masuk ke jajaran film terlaris sepanjang masa terbuka lebar apabila momentum penayangan di bioskop masih bertahan dan dukungan dari rilis digital terus mengalir.

Dari sisi naratif, F1: The Movie menawarkan cerita yang universal dan mudah diterima berbagai kalangan. Kisah tentang Sonny Hayes, seorang mantan pembalap Formula 1 era 1990-an yang mencoba bangkit setelah kecelakaan, menggugah emosi penonton. 

Cerita mengenai semangat juang, bimbingan antargenerasi, serta usaha keras untuk kembali meraih kejayaan selalu menjadi daya tarik lintas budaya. Kehadiran Javier Bardem sebagai pemilik tim serta Damson Idris sebagai pembalap muda yang dibimbing Brad Pitt menambah kedalaman konflik emosional dalam film ini.

Keberhasilan F1 juga tidak bisa dilepaskan dari faktor teknis. Sutradara Joseph Kosinski dikenal piawai menggarap film dengan visual spektakuler, sebagaimana terlihat dalam Top Gun: Maverick (2022). Adegan balapan yang realistis, penggunaan teknologi kamera canggih, serta kolaborasi dengan pihak Formula 1 membuat film ini terasa autentik. Hal ini sesuai dengan tren terkini. Penonton semakin mencari pengalaman sinematik yang mendekati kenyataan.

Namun, pencapaian besar F1 tetap diiringi dengan tantangan. Penurunan jumlah layar bioskop akibat masuknya film-film baru dapat memengaruhi sisa pendapatan. Selain itu, meski sudah mencapai ambang break-even, keuntungan bersih masih harus dihitung dengan mempertimbangkan biaya pemasaran dan distribusi yang sangat besar untuk film sekelas ini. 

Akan tetapi, faktor rilis digital yang berlangsung lebih cepat dibandingkan era sebelumnya memberi keuntungan tersendiri karena dapat memperluas jangkauan penonton yang tidak sempat menonton di bioskop.

Fenomena shifting audience behavior atau perubahan perilaku penonton. Dalam lima tahun terakhir, kebiasaan menonton masyarakat dunia berubah drastis. Jika dulu bioskop menjadi satu-satunya tempat utama meraih pengalaman sinematik, kini layanan streaming dan rilis digital serentak semakin memengaruhi pola konsumsi. 

F1: The Movie merupakan salah satu contoh bagaimana film bisa tetap sukses meski sebagian penontonnya menunggu rilis digital. Keberhasilan film ini juga memberi pelajaran bahwa kombinasi promosi lintas platform, strategi pemasaran global, dan sinergi dengan olahraga populer seperti Formula 1 mampu menciptakan nilai tambah yang besar.

Selain itu, kesuksesan F1 mengisyaratkan adanya peluang kolaborasi lebih erat antara dunia olahraga dan industri film. Formula 1 yang sebelumnya lebih dikenal sebagai ajang olahraga elit kini berhasil menembus pop culture melalui medium film. 

Hal ini sejalan dengan tren kolaborasi antara industri hiburan dan olahraga, seperti yang terlihat pada kesuksesan serial Drive to Survive di Netflix. Dengan demikian, F1: The Movie bukan hanya sukses dari sisi box office, tetapi juga menjadi studi kasus tentang bagaimana olahraga global bisa dipopulerkan melalui film komersial.

Film F1: The Movie membuktikan diri sebagai film besar yang mampu menembus batas pasar dan genre. Hampir melampaui The Incredibles yang telah bertahan selama lebih dari dua dekade, film ini memperlihatkan bagaimana kombinasi aktor papan atas, sutradara berpengalaman, cerita universal, dan strategi pemasaran global dapat menghasilkan kesuksesan spektakuler. 

Jika tren positif ini berlanjut, F1 tidak hanya akan dikenang sebagai film balap terlaris, tetapi juga sebagai salah satu tonggak penting dalam sejarah kolaborasi film dan olahraga. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun