Franchise Mission Impossible sudah menjadi ikon film aksi Hollywood selama hampir tiga dekade. Namun, rilis terbaru berjudul Mission Impossible: The Final Reckoning (2025) justru membawa kabar mengecewakan. Alih-alih mengulang sukses seperti Mission Impossible: Fallout (2018), film kedelapan ini dilaporkan gagal memenuhi target box office global.Â
Padahal, film ini digadang-gadang sebagai puncak perjalanan karakter Ethan Hunt yang diperankan Tom Cruise. Pertanyaannya, apa yang salah dan bagaimana masa depan franchise ini?
Dengan budget produksi Mission Impossible Final Reckoning mencapai sekitar 300--400 juta dolar, Paramount berharap film ini mampu mendominasi bioskop dunia. Sayangnya, meski sempat menorehkan pembukaan yang kuat, performanya menurun tajam di pekan-pekan berikutnya. Hasil akhir di box office justru jauh dari break-even yang dibutuhkan. Situasi ini semakin sulit karena pasar global kini penuh kompetisi. Sementara perilaku penonton sudah banyak berubah sejak era pandemi.
Dari sisi kualitas, film ini tetap menawarkan tontonan aksi kelas atas. Tom Cruise sekali lagi melakukan stunt ekstrem tanpa pemeran pengganti, yang menjadi ciri khas sejak awal franchise. Adegan balap motor, lompatan udara, hingga kejar-kejaran menegangkan membuat review Mission Impossible Final Reckoning di banyak media cenderung positif.Â
Namun, seperti yang sering terjadi, ulasan bagus dari kritikus tidak selalu sejalan dengan kesuksesan finansial. Banyak penggemar mengakui bahwa filmnya menghibur, tapi sebagian penonton umum memilih menunggu rilis di platform streaming.
Fenomena ini sebenarnya mencerminkan tren yang lebih luas di industri film Hollywood. Beberapa film blockbuster terbaru seperti Fast and Furious 10, Indiana Jones and the Dial of Destiny, hingga The Marvels juga mengalami masalah serupa: biaya produksi tinggi tidak sebanding dengan pemasukan bioskop.Â
Artinya, meskipun nama besar dan promosi masif masih penting, faktor tersebut tidak lagi menjamin kesuksesan. Konsumen kini lebih kritis, lebih sadar harga, dan sering menimbang apakah sebuah film layak ditonton di bioskop atau cukup ditunggu versi digitalnya.
Bagi Tom Cruise, update ini tentu menantang. Aktor yang selama ini identik dengan dedikasi penuh untuk aksi nyata mungkin harus mempertimbangkan strategi baru. Apalagi, usianya kini sudah lebih dari 60 tahun, meskipun energi dan karismanya masih impresif.Â
Paramount pun dihadapkan pada pilihan sulit: apakah benar-benar menutup saga Ethan Hunt dengan film ini, atau melanjutkan waralaba lewat spin-off Mission Impossible, reboot, atau bahkan prekuel dengan aktor baru.
Dari perspektif bisnis film, kegagalan box office The Final Reckoning memberi sinyal bahwa era film aksi ultra-mahal mungkin mulai berakhir. Studio harus menyeimbangkan antara kualitas cerita, skala aksi, dan strategi distribusi yang menggabungkan bioskop serta streaming. Model bisnis baru yang lebih berkelanjutan tampaknya menjadi jalan keluar. Mungkin film aksi ke depan akan tetap spektakuler, tetapi dengan anggaran lebih terukur dan fokus pada pengalaman sinematik yang benar-benar unik.