Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Viral: Aura Farming dari Haluan Perahu: Kisah Rayyan Arkan Dikha, Bocah The Reaper yang Mendunia

12 Juli 2025   08:13 Diperbarui: 12 Juli 2025   13:50 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar aksi Ryaan  di haluan kapal trdisi pacu laju (sumber: X.com/ssdarindo)

Tariannya sederhana namun menghipnotis dunia. Rayyan Arkan Dikha, siswa SD dari pedalaman Riau, menjelma jadi ikon global berkat spontanitas dan budaya yang melekat kuat.

Bocah laki-laki berusia 11 tahun dari Kuantan Singingi, Riau, Indonesia, mendadak menjadi sorotan dunia berkat satu hal yang tak terduga: tarian. Namun, bukan sembarang tarian. Tarian ini dilakukan di ujung sebuah perahu balap tradisional dalam ajang Pacu Jalur, sebuah perlombaan perahu panjang yang merupakan tradisi masyarakat Melayu Riau. Bocah itu bernama Rayyan Arkan Dikha, yang kini lebih dikenal luas dengan julukan internetnya: The Reaper.

Video yang memperlihatkan Rayyan---berkacamata hitam dan mengenakan pakaian adat Melayu lengkap dengan penutup kepala---berdiri di ujung haluan perahu sambil menari dan meniupkan ciuman ke arah penonton, langsung menyita perhatian. Dalam posisi yang tampak sulit karena harus menjaga keseimbangan di atas perahu yang melaju cepat, Rayyan tetap luwes bergerak, mengayunkan tangan dengan gaya percaya diri namun wajah datar tanpa ekspresi. Gaya inilah yang oleh netizen disebut sebagai "aura farming".

"Aura farming" adalah istilah yang populer di kalangan warganet, merujuk pada aksi-aksi yang tampak santai namun keren, dengan tujuan membangun persona atau karisma seseorang secara visual. Dalam konteks Rayyan, gestur-gesturnya di atas perahu bukan hanya mencerminkan kepercayaan diri, tetapi juga kekuatan budaya lokal yang tak terduga bisa menjadi tren global.

Hal yang membuat fenomena ini makin menarik adalah pernyataan Rayyan sendiri. Dalam wawancara dengan BBC Indonesia, ia mengatakan bahwa semua itu murni spontanitas.

"Saya sendiri yang menciptakan tarian itu. Itu spontan saja," katanya dengan polos, namun penuh keyakinan.

Perannya sebagai Togak Luan---penari yang berdiri di haluan perahu untuk menyemangati kru---memang menuntut ekspresi dan daya pikat, namun tak ada yang menduga akan berdampak sejauh ini.

Pacu Jalur adalah ajang lomba perahu tradisional yang sangat populer di wilayah Riau, khususnya di Kabupaten Kuantan Singingi. Perahu yang digunakan bisa mencapai panjang 25 meter dan ditenagai oleh lebih dari 40 orang pendayung. Di antara hiruk pikuk dan gemuruh air, kehadiran Togak Luan seperti Rayyan memberikan sentuhan artistik dan simbol semangat dalam kompetisi.

Sejak video Rayyan viral pada akhir Juni 2025 lalu, jagat maya pun tak tinggal diam. Tak hanya masyarakat Indonesia yang terpukau. Akan tetapi, dunia internasional.

Beberapa tokoh olahraga ternama sekaliber: Travis Kelce, pemain American Football Amerika Serikat, pembalap F1 Alex Albon, bahkan klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG) pun ikut meramaikan tren ini. Mereka mengunggah versi mereka menirukan gerakan Rayyan, lengkap dengan tagar seperti #AuraFarming dan #TheReaperDance.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun