Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bersampan Sabar Tak Terjerembab ke Palung Nista

9 Juli 2022   14:57 Diperbarui: 9 Juli 2022   15:02 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menara itu menunduk tangannya melambai

Menunggu wajah lusuh digilas ombak berderai

Baca juga: Kepada Mutiara Hati

Dipapah ke bawah rindang agar batinnya damai

Tengah hari baru menggelincir nafas tlah lunglai

Matanya bercerita tentang pelangi tak merona

Telinga hanya denging dari debur juta pesona

Baca juga: Kompetisi

Keindahan panca warna redup dalam indera

Nyanyian surga membahana sunyi dirasanya

Hanya teratai di dadanya kemilau merekah

Terpancar aura bening dari dinding wajah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun