Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepalsuan

3 Desember 2020   13:49 Diperbarui: 3 Desember 2020   13:55 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pinterest

Kepalsuan

Ketika tiba tapaki zaman menyelam cukup dalam dan terbang telalu tinggi

Bersahabat awan tinggal gerakan sayap-sayap sekedar tuk cari sarapan pagi

Mudah bertamu ke rumah duyung di balik terumbu karang rusak pucat pasi

Giliran daratan merindu kerikil-kerikil yang tak lagi sentuh kulit telapak kaki

Modern, seolah tak perlu bersantri rajin berpeci banyak dadakan disebut dai

Kala otak manusia jenius mampu buat segala dunia mudah digenggam

Aji panglimunan tak lagi milik begawan sakti, balita kini telah mengenyam

Tak ada jarak karena jauh telah dilipat kecil-kecil dikemas dan dianyam

Tanpa susah kita bicara, melihat dan penerang tak lagi keluar dari boklam 

Asmara bertaburan menyatu angin dan larut ke nafas dalam-dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun