Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setia itu Tak Berbumbu Sandiwara

24 September 2020   20:30 Diperbarui: 24 September 2020   20:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hai pesona turunlah dari awan mari lepaskan dahaga bersama

Bila kau haus itulah kerinduan dalam dadaku, entah kau di sana

Hingga tengah hari seberangi waktu itulah gelisah yang kurasa

Sungguh wangi aromamu beriring angin merasuki, jiwa pun lega    

Bila kau mendung akulah angin yang kan mengusir mega-mega 

Nirwana kembali cerah hingga berseri-serinya wajahmu tertera

Bila ku menangis kaulah rembulan yang mengusap air mata duka

Hingga bersulap senyum keceriaan kembali hiasi wajah merona

Bila pinang dengan bunga yang bermayang-mayang mempesona

Itu kenangku dan tiada sisi kosong tanpa bayanganmu menjelma

Bahkan saat malam rembulan itu tak hengkang dari pelupuk mata

Meski bintang-bintang merayu beribu janji kau takkan ubah setia

*****

Bekasi, 230920.

##Slamet Arsa Wijaya.

------------------------

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun