Mohon tunggu...
kumpulan cerita pendek
kumpulan cerita pendek Mohon Tunggu... Lainnya - i will try to update daily. Dukung saya di https://karyakarsa.com/cerpenterjemah/

Terbitan cerita pendek terjemahan, dukung saya untuk terus menerus translasi karya cerpen-cerpen terbaik luar negeri yang perlu di bahasa indonesiakan. Untuk request terjemahan, saya buat jenis ketentuannya. i will try to update daily. Dukung saya di https://karyakarsa.com/cerpenterjemah/ https://kumpulanceritapendek.medium.com/ twitter.com/Sekelumitx

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berri

7 April 2021   20:46 Diperbarui: 7 April 2021   21:00 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Kecil (deviantart.com)

 Hari berikutnya Seroshapka mengajak kami bekerja di hutan yang telah ditebang setahun sebelumnya; kami akan mengumpulkan apapun yang bisa dibakar di kompor besi untuk musim dingin itu. Hutan-hutan selalu dipotong di musim dingin - tanggulnya sangat tinggi. Kami mengangkatnya, menggergajinya dan menambahkannya ke tumpukan.

 Seroshapka menandai zona terlarang, dengan tag yang bergantung - anyaman dari rumput kering kuning dan abu-abu - di setiap pohon yang tersisa disekitar dimana kami bekerja.

 Our brigade-leader lit a fire for Seroshapka on a small hillock --- only guards had the right to a fire while they worked --- and brought him a supply of wood.

Pimpinan brigadir kami menyalakan api untuk Seroshapka di sebuah bukit kecil - hanya para penjaga yang memiliki hak untuk memiliki api ketika sedang bekerja - dan membawakannya suplai kayu.

 Salju di tanah telah lama tersebar oleh angin. Rerumputan tenang terselubungi es meluncur melewati jari-jarimu, berubah warna ketika tersentuh tangan manusia. Yang membeku perlahan di bukit-bukit kecil adalah semak-semak dari bunga mawar gunung, berri hitam buah bunga itu berwarna kebiruan yang membeku dan berbau sangat menakjubkan. Sementara lebih lezat dari buah mawar gunung adalah berri fox, terselubung kebekuan, lewat masak, abu-abu keputihan ... Di dahan yang pendek gemuk lurus tergantung berry whortl - birucerah, berkerut seperti kulit kantong kosong, tetapi masih terlestari diantara itu semua adalah berri hitam kebiruan yang segar yang rasanya tak tergambarkan.

 Berri di tahun ini, terselubung oleh kebekuan, sangat tidak mirip dengan berri di masa jayanya, berri di musim segar. Rasanya lebih lembut.

 Rybakov, rekanku, sedang mengumpulkan berri di sebuah kaleng timah selama rehat merokok kami dan juga di saat dimana Seroshapka sedang melihat ke arah lain. Jika dia mengambil sekaleng penuh, datasemen koki penjaga akan memberinya beberapa roti. Usaha Rybakov sekali itu pernah menjadi salah satu yang penting.

 Aku tidak memiliki klien seperti itu dan aku mulai makan berri itu sendiri, dengan berhati-hati dan rakus menekan setiap berri ke atap mulutku dengan lidah - untuk sebuah saat dimana getah aroma manis dari berri yang hancur sangat membius.

 Aku tidak berpikir untuk membantu Rybakov, ataupun dia membutuhkan bantuanku - lalu dia akan tetap harus membagi rotinya.

 Kaleng kecil Rybakov terisi dengan lambat, berri makin langka dan makin langka, dan tanpa menyadarinya, kami telah mencapai batas dari zona - tagsnya tergantung diatas kepala kami.

 'Lihat!' Kataku pada Rybakov. 'Kita lebih baik kembali.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun