Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Indra Sjafri dan Timnas Indonesia U-22, Dihargai AGA Siwo PWI

30 Agustus 2023   10:12 Diperbarui: 30 Agustus 2023   10:26 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Bahkan, bukan hanya berhasil membawa tim meraih gelar yang sudah 32 tahun lepas dari Indonesia, dengan kompetensi pedagogi ala Indra Sjafri, pemain baru yang direkrut masuk gerbong Timnas Indonesia U-22 oleh Indra, langsung ikut mengorbit, sejajar dengan para penggawa lain yang namanya telah mentereng dan mengorbit.

Itu semua karena kompetensi Indra dengan pedagoginya, sehingga setiap pemain yang diasuhnya, selepas event akan mendapat ganjaran sebagai pemain yang berkualitas, memenuhi standar sebagai pemain Timnas Indonesia. Layak mengenakan jersey kembanggaan Timnas sepak bola Indonesia.

Sekali lagi, bila sudah berupaya dan berjuang melalui proses dan cara yang benar serta baik, lalu menghasilkan kesuksesan dan prestasi, maka apresiasi akan datang sendiri menghargai.

Sebab, meski masih banyak orang/pihak di Indonesia yang kerdil pikiran dan hatinya, tetap tidak akan kurang orang/pihak yang selalu pandai bersyukur, berbesar hati, rendah hati, ringan tangan dan kaki untuk mengapresiasi dan menghargai.

4 (empat)Surat Terbuka, tidak dihargai

Banyak pihak yang bertanya kepada Indonesia, apalagi insan sepak bola akar rumput di tanah air, apakah sampai sekarang Erick Thohir sudah menanggapi 4 (empat) Surat Terbuka yang sudah saya tulis di media?


Jawab saya, belum. Dan saya tambahkan jawaban. Mari tetap kita lakukan tugas kita dengan ikhlas. Bila yang seharusnya punya kepentingan, apalagi Ketua Umum, bersikap seperti itu. Jangan kita contoh, sikap dan perbuatannya.

Mari, tetap jadikan diri kita untuk terus menjadi gelas kosong, terus membaca, terus mendengar, terus belajar. Dan jangan pernah berhenti mengapresiasi dan menghargai prestasi sekecil apa pun kepada orang/pihak lain, semampu kita.

Jangan meneladani orang/pihak yang belum selesai dengan dirinya. Menjadikan wadah hanya untuk kepentingan diri. Takut kehilangan yang bukan milik, sombong, tidak rendah hati, karena miskin pikiran dan miskin hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun