Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saya Terkesan Tim Bayangan yang Dibentuk Nadiem, Wujud Kreativitas dan Inovasi

27 September 2022   11:23 Diperbarui: 27 September 2022   11:32 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kreativitas dan inovasi selalu lahir dari eksperimen. Banyak catatan menulis, kebanyakan dari eksperimen berakhir dengan kegagalan. Tetapi, menghukum kegagalan dari sebuah eksperimen. Artinya, mengerdilkan eksperimen dan tanpanya tidak akan pernah ada kreativitas dan inovasi.

(Supartono JW.27092022)

Sebutan Tim Bayangan yang kemudian diluruskan dan diakui salah istilah, sejatinya saya sebut sebagai bukti kreativitas dan Inovasi nyata sang Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, danTeknologi (Menristekdikti) Nadiem Anwar Makarim. Pasalnya, sejak Indonesia merdeka, inilah kali pertama Menristekdikti membuat terobosan di bidang pendidikan, menyelaraskan dengan kemajuan zaman dan teknologi.Kreatif dan inovatif, berani tabrak aturan!

Kasus Tim Bayangan di Kemenristekdikti yang digagas Nadiem, bila dihubungankan dengan peraturan, tata cara dll, tentu akan terjadi benturan dan kesalahan di sana-sana. Namun, bicara tentang kreatif dan inovatif, kuncinya memang harus berani membuat sesuatu yang baru. Dan, pasti akan menabrak aturan yang sudah ada.

Coba simak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tentang kata kreatif dan inovatif itu. Kreatif adalah memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan, bersifat (mengandung) daya cipta. Di mana setiap langkah kreatif menghendaki kecerdasan otak dan imajinasi. Sementara inovatif berarti bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru, bersifat pembaruan (kreasi baru).

Sesuai maknanya, maka bicara tentang kreatif dan inovatif, tentu sesuatu yang awalnya belum ada, dibuat menjadi ada. Maka, risikinya akan menabrak berbagai hal bila sesuatu yang kreatif dan inovatif itu diterapkan.

Kasus kreatif dan inovatif, sepanjang zaman akan berlaku sama, yaitu menabrak aturan, etika, regulasi, dll yang sudah ada. Dengan begitu, apa yang dilakukan oleh Nadiem dengan Tim Bayangan, menurut saya tidak salah sesuai definisi kreatif dan inovatif. Sebab, saya sendiri berkali-kali, dalam pekerjaan, selalu berani menabrak aturan demi terwujud praktik hasil kreativitas dan inovasi itu.

Bila pada akhirnya ada pihak yang mempermasalahkan upaya kreatif dan inovatif yang dianggap salah prosedur dan menuduh dengan hal-hal negatif, sampai dianggap ada upaya korupsi, kolusi, nepotisme (KKN), itu adalah risiko dari sebuah upaya kreatif dan inovatif.

Sebab kreatif dan inovatif akan berurusan dengan kesalahan aturan dll, maka sumber daya manusia (SDM) Indonesia, banyak bersembunyi di balik peraturan/regulasi untuk tidak berbuat salah dengan melakukan terobosan kreatif dan inovatif. Padahal memang dasarnya malas, tidak cerdas intelegensi, personality, lemah literasi, matematika, dan sains.

Kreatif dan inovatif lebih cepat dari aturan

Kreativitas, inovasi, dan perkembangan teknologi sedemikian cepat dan akan selalu menuntut perubahan. Dalam banyak kasus kecepatan kreativitas dan inovasi, para pelakunya (di dunia pendidikan, dunia usaha, dll) utamanya yang bergerak di bidang teknologi, lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan birokrasi untuk membuat peraturan dan prosedur yang bisa memayungi praktik para pelakunya yang belum pernah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun