Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Mementingkan Diri Sendiri?

10 Maret 2020   22:12 Diperbarui: 10 Maret 2020   22:30 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: doc.Supartono JW

Mengapa orang-orang mementingkan diri sendiri?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dapat dengan mudah menemukan orang yang hanya peduli pada kepentingannya sendiri, keluarga, kelompok, dan golonganya. 

Mirisnya, di negeri ini, orang-orang macam ini justru figur dan tokoh yang sewajibnya menjadi panutan dan teladan bagi rakyat, dan kini duduk di kursi dan jabatan terhormat. 

Mereka hanya memanfaatkan rakyat untuk memilihnya, lalu setelah rakyat memercayai dan mengamanahkan mereka duduk di kursi parlemen dan pemerintahan, barulah sandiwara kehidupan yang sebenarnya dilakukan. 

Elite partai dan partai politiknya, ternyata hanya menjadi aktor dari skenario yang dimainkan para cukong. Pada akhirnya, elite partai patuh pada partai, partai politik hanya jadi kendaraan cukong, dan cukong menikmati hasilnya, sepanjang masa mereka dapat menguasai ibu pertiwi sebagai penjajah baru, penjajah modern. 

Tengok, Senin (9/3/2020) ketidakadilan dan kesewenangan produk kebijakan mereka, tentang kenaikan iuran BPJS Kesehatan, telah berhasil dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA). 

Yakin, para cukong tentu tidak akan tinggal diam, mereka tentu akan berupaya sekuat tenaga agar kebijakan dan keputusan pemerintah yang sudah berhasil ditelurkan seperti RUU KPK  maupun yang sedang dirancang seperti RUU Omnibus Law hingga pindah ibu kota dan siapa pemimpin otoritanya, tidak boleh gagal sesuai skenario mereka. 

Luar biasa, mereka benar-benar ibarat sekumpulan kelompok teater, yang lengkap memiliki penulis naskah dan sutradara, didukung oleh manajemen produksi yang handal, ditunjang oleh manajemen artistik yang mumpuni, dan para aktor serta aktris yang profesional. Namun, bersandiwara di dalam panggung kehidupan nyata, kehidupan sebenarnya.

Semua membungkus niat kepentingan pribadi dan kelompok mereka, yaitu trio elite partai, partai politik, dan cukong yang hanya numpang di atas kepentingan dan kepura-puraan untuk kesejahteraan rakyat. 

Tetapi sudahlah, mau dibilang dan diomong apalagi, begitulah kondisi yang ada dan sekarang terjadi. Meski tadinya rakyat masih ragu bahwa sandiwara ini hanyalah isu yang dilontarkan oleh lawan-lawan politik dan lawan-lawan cukong yang menjadi pesaing.

Namun, ternyata, bahkan informasi tentang ini dilontarkan oleh Ketua MPR kita. Itulah kondisi orang-orang yang seharusnya menjadi panutan dan teladan rakyat di negeri ini,  sayang mereka malah kini sedang "lupa diri" dikejar waktu jabatan yang dibatasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun