Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Empati Tetap Barang Mahal

13 Desember 2019   14:12 Diperbarui: 13 Desember 2019   14:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengutamakan ego, kepentingan diri sendiri, dan individualis adalah tanda tak empati. (Supartono JW.13122019) 

Mau tahu apakah seseorang memiliki empati atau tidak? Tengoklah cara sesorang tersebut saat sedang bersanding atau bergabung dengan lingkungan sosial, baik di dalam keluarga, lingkungan tempat tinggalnya, tempat kerjanya, hingga tempat-tempat sosial dan olahraga lainnya. 

Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. 

Jadi, orang yang memiliki empati, maka tidak akan cuek pada lingkungan sekitar dan peduli dengan apa saja yang terjadi, serta turut menjadi bagian di dalamnya dalam suka dan duka. 

Di tengah kemajuan peradaban dan zaman, ternyata sikap empati ini semakin tergerus. Semakin sedikit orang yang peduli kepada orang lain. 

Semakin banyak yang hanya fokus pada dirinya sendiri dan hidup secara individual . Rasa empati semakin menjadi barang mahal dan langka. Sulit menemukan manusia-manusia yang begitu terlahir langsung terlihat bakat empatinya. 

Semakin jarang, ditemukan sosok manusia sebagai makhluk sosial yang peduli pada sesama. Sulit rasanya menemukan orang-orang  yang peka pada dinamika kehidupan sosial disekitarnya. 

Sehingga setiap lingkungan sosial, kini menjadi lingkungan "tak sosial", karena kata makhluk sosial yang melekat pada manusia, telah berubah menjadi sekedar tempelan kata-kata saja. 

Kini sangat mudah kita temukan, orang-orang yang tetap tak mau membuka hati pada keadaan sekitar.

Maunya orang lain membuka hati untuknya saja. Sangat mudah pula, sekarang kita temukan orang-orang yang tidak memahami emosi orang lain, perasaan orang lain. 

Namun, sebaliknya orang lain diminta memahami emosi dan perasaannya. Berikutnya, juga sangat jamak kita mendengar bahwa begitu banyak orang-orang yang tidak mau peduli pada lingkungan sekitar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun