Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Saya Bukan Pilihan

22 November 2021   17:01 Diperbarui: 22 November 2021   18:22 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demokrasi pemilihan Ketua RT 007/005 Permata Depok Jawa Barat/foto dok pribadi

Keukehnya aturan panitia seperti tembok Cina. Sulit diruntuhkan. Tak bisa ditawar. Uang sekoper pun tak bikin silau.

Aturan yang bikin deg-degan bunyinya begini. KEPUTUSAN:

* Balon yang terpilih akan menjadi kandidat pada pemilihan Ketua RT.

* Hasil dari tahap ini bersifat mutlak dan mengikat, panitia tidak menerima keberatan atau alasan apapun jika sudah terpilih sebagai balon.

Alamaaak... ngeri kali butir kedua itu. Landasan hukumnya memang tidak ada. Sangat lemah jika dikaitkan dengan hukum tata negara. Saya tak menggugat.

rt-619b6a1375ead611f7708c52.jpg
rt-619b6a1375ead611f7708c52.jpg
Alasannya azas pemerataan. Semua warga akan kebagian jadi Ketua RT. Silih berganti 3 tahun sekali. Mereka yang sudah terpilih 'Merdeka'. Tidak bisa dipilih lagi. Itu kesepakatannya.

Anggap saja ini lucu-lucuan.  Hibur hati yang 'nyer-nyeran'. Biarkan demokrasi berjalan. Tapi, bagaimana jika seseorang terpilih nanti tidak memiliki kemampuan manajerial? Pun secara mental tidak siap jadi pemimpin di lingkunganya? Biarlah alam yang menjawab. Pastinya, saya tak punya persyaratan itu.

Tahap pertama berjalan mulus. Setiap kepala keluarga punya satu suara. Peserta memilih sesama blok (misal sektor F1) dan lintas blok (F2 dan seterusnya).

Pemilihan secara online dan offline. Link menggunakan Google form. Aturan main diberikan panitia lewat grup Wag.

Hasilnya untuk menentukan 10 suara terbanyak. Kemudian tahap kedua. Juga online. Offline bagi warga yang tak sempat buka HP. Dari 10 besar disaring jadi 4 besar suara terbanyak.

Tahap pertama saya dapat suara terbanyak, 22. Bukan senang. Justru bikin meriang. "Boro-boro ngurus warga, urus keluarga saja susah," protes istri saya diamini anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun