Aku mencintaimu, Kartini
Bukan hanya hari ini saja
Bukan hanya saat kukenakan kebaya
Bukan hanya beberapa detik setelah kubaca buku biografi tentangmu yang kuhapal fotonya di kepala: pohon bunga kantil di halaman kabupaten Jepara
Bukan hanya saat mulutku ternganga mendengarkan cerita Eyang Buyut di usia sangat lanjutnya saat beliau sebagai rakyat jelata menyongsongmu dalam iringan kereta kuda
Aku mencintaimu, Kartini
Seperti cintaku pada Ratu Shima dari Kalingga yang terkenal dengan keadilannya
Seperti cintaku pada Ratu Kalinyamat dan perlawanannya kepada Portugis saat mengirimkan armada laut ke Malaka
Aku mencintai seorang perempuan yang hanya sempat hidup selama 25 tahun sejak 1879 di bumi Indonesia
Aku mencintai goresan lukisanmu yang hanya kukenal lewat buku-buku yang kubaca
Aku mencintai seni ukir macan kurung Jepara yang dipahat dari kayu utuh dan kau lantangkan ke dunia luar Indonesia sana