Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Musim Rambutan

21 Januari 2021   07:02 Diperbarui: 21 Januari 2021   07:11 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rambutan di Taman Tekno (dokpri)

Musim rambutan.

Senangnya.

Buah tropis yang selalu saya suka sejak kecil, di samping duku dan kesemek.

Saya bisa menghabiskan sendiri buah duku oleh-oleh Bapak dari bepergian saat saya kecil dulu.

Juga Kesemek (yang dengan sangat direlakan oleh anggota keluarga yang lain karena mereka tidak suka buah genit ini), dan rambutan.

Untuk rambutan, saya harus mau bersaing dengan dua adik lelaki saya dan ujungnya kami harus patuh pada keadilan Ibu membaginya.

Aih.

Senangnya mengingat masa kecil dulu.

Meskipun tiap hari buat kami bertiga ada saja bahan untuk berantem, dan membuat Bapak Ibu mengelus dada, tapi kami paham dan mengerti bahwa tali cinta kasih diantara kami bertiga kukuh adanya.

Berboncengan sepeda, saling membelikan kue dan jajanan kesukaan, mengajari PR Matematika, rasa saling kagum dan bangga, meskipun di selepas Maghrib diakhiri dengan saling rebutan majalah Ananda.

Sebagai sebuah keluarga sederhana yang jauh dari kemewahan, kami pun menyukai hal-hal sederhana, di kota kecil kami, Jepara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun