Mohon tunggu...
Sitti Rabiah
Sitti Rabiah Mohon Tunggu... Dosen - Kepala TK & Paud

Dosen S1 PAUD, Senior Childcare Teacher, Kepala TK/PAUD, Penyuluh Pembimbing Kurikulum TK/PAUD, ibu rumah tangga yang mencoba menulis. Email: sittirabiah2011@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspada, Suka Melamun Salah Satu Tanda Pecandu Narkoba

2 Maret 2015   15:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:17 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14252582971125623524

[caption id="attachment_353503" align="aligncenter" width="762" caption="Komunitas blogger bersama BNN pada sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba (foto: Agung Han)"][/caption]

Mau selamat dan hidup tenang? Hindari narkoba dan jangan sekali-kali mencobanya. Sebab salah satu gejala atau tanda-tanda pecandu narkoba adalah suka melamun, berangan-angan dan selalu membayangkan hidup yang enakenak. Banyak kerusakan terutama pada kehidupan generasi muda dikarenakan maraknya penyalahgunaan narkoba.

Prof. Paulina G. Padmohoedojo, MA, MPH seorang konsultan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan, bahwa pada tahun 2000 di masa awal beliau bergabung BNN, belum marak penyalahgunaan narkoba.

“Pokoknya waktu itu suasananya masih enak”, kata Paulina ketika Selasa, 24 Pebruari 2015 lalu (pukul 10.16 - 15.30 WIB) berbicara di depan komunitas blogger saat berlangsung workshop bertema “Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Masyarakat”, di Wisma Tanah Air, Kemensos, Jalan Otista, Cawang, Jakarta Timur.

Para blogger sengaja diundang mengikuti penyuluhan narkoba oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, dengan maksud agar bisa membuat tulisan himbauan kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga anggota keluarganya dari bahaya narkoba. Paulina G. Padmohoedojo, MA, MPH adalah salah satu nara sumber yang sangat banyak memberikan keterangan lengkap tentang perkembangan narkoba di Indonesia.

Di Indonesia menurut Paulina,  belum banyak masalah narkoba, sehingga dirinya sebagai konsultan BNN kerjanya hanya penyuluhan-penyuluhan saja. “Tapi melihat keadaan sekarang, wah……banyak narkoba di Indonesia. Pemakai narkoba mulai dari anak SD sampai pekerja. Awalnya masih sekolah setelah sudah bekerja dan punya duit, sudah mulai suntik-suntikan,” tambahnya.

Jumlah penyalahgunaan narkoba di Indonesia meningkat, berarti kebutuhan suplay besar. Adapun Indonesia adalah negara yang menempati rangking pertama yang terbanyak jumlah pecandu narkoba di ASEAN. Paling banyak terlibat dalam masalah penggunaan narkoba, yaitu sekitar 90% dari kelompok pelajar, sekitar 88% kelompok pecandu yang bukan pelajar.

Karena itu tujuan pencegahan penyalahgunaan narkoba ini adalah untuk membantu setiap orang, terutama anak-anak dan pemuda untuk menghindari atau menunda permulaan penyalahgunaan. Karena kalau sudah terlanjur jadi pengguna narkoba, untuk berhenti dan menghindari munculnya penyakit/ masalah menjadi ketergantungan atau adiksi.

Menurut Paulina, kita sebagai bagian dari masyarakat, hanya bisa mencegah tapi tidak bisa memberantas. Yang bisa memberantas adalah pihak kepolisian. Salah satu strategi pencegahan, yaitu dengan penurunan suplay melalui pengawasan dan kontrol, bekerjasama dengan aparat Kepolisian.

Ada tiga komponen utama dalam pencegahan yaitu:

1. Strategi penurunan pasokan

2. Strategi penurunan permintaan

3. Strategi mengurangi dampak negatif kesehatan dan sosial dan penyalahgunaan narkoba.

Nah....pencegahan berbasis keluargalah yang paling utama. Caranya melalui upaya peningkatan kesehatan bagi ibu rumah tangga pada masa-masa sejak mulai hamil. Juga memastikan perkembangan kesehatan anak-anak dengan bekerjasama Kementerian Kesehatan.

Dan yang perlu diingat, bahwa tujuan pencegahan jauh lebih luas, yaitu untuk memastikan perkembangan anak-anak berlangsung secara sehat dan aman agar dapat mewujudkan bakat dan potensi mereka dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.

Salam : @sittirabiah2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun