Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Hipnoterapi Sebagai Salah Satu Metode Pemberdayaan Diri

13 April 2024   11:00 Diperbarui: 13 April 2024   11:08 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://akcdn.detik.net.id/visual/2021/11/03/hipnoterapi_169.jpeg?w=650

Suatu hari seorang rekan saya pernah bertanya, “Seberapa efektif hipnosis digunakan dalam proses terapi atau pemberdayaan diri?”

Sebuah pertanyaan menarik, dimana jawabannya bisa sangat subyektif. Artinya setiap orang akan merasakan hasil yang berbeda, tergantung bagaimana mereka menjalani proses serta tahapan yang akan diberikan.

Hipotesa ini kemudian membawa saya pada riset sederhana mengenai “Brain Pathway” atau Jalur Otak. Banyak penelitian neurosains menyebutkan bahwa otak manusia memiliki jalur yang terdiri atas neuron-neuron yang menghubungkan dan mengirim sinyal dari satu area ke area otak lainnya.

Jalur otak inilah yang menjadi salah satu faktor utama problem pikiran yang dapat sangat mengganggu bahkan mengakibatkan sakit fisik pada diri seseorang.

Jalur otak yang telah bertahun-tahun terbentuk akan menciptakan keyakinan atau “Believe System”. Sebagai contoh, seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis dengan dampak emosional yang hebat, cenderung meyakini bahwa peristiwa yang dialami tersebut sebagai faktor penghambat kemajuan dirinya di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Believe System yang salah akan membawa kita pada keyakinan yang salah serta merugikan. Masalahnya adalah seringkali kita tidak menyadari atas kondisi ini.

Mengapa kita tidak sadar?

Pertama, believe system letaknya ada di dalam subconscious mind (Pikiran Bawah Sadar) yang sifatnya tidak dapat dikendalikan dalam kondisi biasa.

Kedua, jalur otak yang terbentuk sudah menjadi kebiasaan sehingga kita merasa nyaman. Perasaan nyaman inilah yang membuat kita jadi semakin tidak sadar.

Ketiga, banyak orang yang memilih untuk menyangkal apa yang pernah dialami atau memberikan pemakluman atas kondisi di masa lalu.

Lantas apa yang seharusnya dilakukan jika kita ingin melepaskan diri dari bentuk keyakinan-keyakinan yang salah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun