Mohon tunggu...
Poloria Sitorus
Poloria Sitorus Mohon Tunggu... Novelis - Mantan Jurnalis yang ingin terus menulis. Pecinta Novel, Dongeng dan Puisi. Hobi nulis, baking cake dan berkebun.

https://dapurpenadeardomoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ranti Widiana - Tidak Gengsi Jual Opak Singkong Demi Membangun "Cahaya Ilmu"

1 Desember 2022   11:08 Diperbarui: 3 Desember 2022   17:45 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan Inspiratif KOMPAS 2022
(Ditulis oleh: Poloria Sitorus, S.Pd)

Foto Dokpri Penulis : Bunda Ranti bersama anak-anak muridnya di Gedung II PAUD CAHAYA ILMU saat pembukaan sesi belajar pada 01 Desember 2022 lalu.

Dalam kisah perempuan inspiratif kali ini, saya ingin menulis sosok seorang Guru PAUD yang menurut saya sangat layak disematkan sebagai Perempuan Inspiratif KOMPAS 2022. Bunda Ranti, pendiri sekaligus pemilik Sekolah PAUD CAHAYA ILMU yang letaknya berada di Gg. Assalam, Jl. Adi Sucipto, Kel. Rawa Makmur, Kec. Palaran, Kota Samarinda, tidak jauh dari rumah tinggal kami. Dan di sanalah kami percayakan putra pertama kami, Deardo, usia 6 tahun, memasuki awal pendidikan formalnya di jenjang PAUD.


Apa yang menarik dari sosok seorang Bunda Ranti?

Ranti Widiana, perempuan kelahiran 28 November 1980 ini yang kemudian akrab disapa murid-muridnya dengan sebutan: Bunda Ranti. Selain memiliki pribadi yang sangat sederhana dan bersahaja, Bunda Ranti ini adalah sosok perempuan yang gigih dan tekun dalam memperjuangkan cita-cita yang diimpikannya. Kisah perjuangan Bunda Ranti dalam membangun dan mengembangkan PAUD CAHAYA ILMU selama kurang-lebih 14 tahun inilah yang ingin penulis sampaikan kepada Perempuan-Perempuan Indonesia yang saat ini mungkin dalam perjuangan yang sama atau mungkin dalam perjuangan yang lebih berat. Kiranya tulisan ini dapat memberi inspirasi dan pelajaran berharga,bahwa semua hal membutuhkan proses dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh ketekunan, kegigihan dan kesabaran untuk kita dapat meraih dan menikmati buah manis dari setiap impian dan cita-cita kita.

Ketekunan dan kegigihan Bunda Ranti dalam berjuang demi membangun dan membesarkan PAUD CAHAYA ILMU, menurut saya sangatlah luar biasa dan patut diacungi jempol. Bunda Ranti bersama suami dan keluarganya bahkan tidak gensi meski harus menjual keripik Opak Singkong dari warung ke warung demi mengumpulkan uang, sedikit demi sedikit untuk dana pembangunan Gedung Sekolah PAUD CAHAYA ILMU yang diimpikannya. Perjuangan membangun dan membesarkan PAUD CAHAYA ILMU tentu bukan hal yang mudah. Banyak tantangan dan ujian yang harus dilalui Bunda Ranti hingga saat ini. Namun kehadiran anak-anak didiknya di Gerbang Sekolah adalah satu hal yang sangat berharga dan selalu dirindukan Bunda Ranti dan itu menjadi salah satu penyemangat bagi Bunda Ranti.

"Tawa riang anak-anak saat bermain di Taman Sekolah itu selalu mampu menyalakan bara semangat perjuangan dalam diri saya dan itu menjadi kekuatan besar bagi saya," ujar Bunda Ranti.
**

Langkah Awal Bunda Ranti di Dunia Pendidikan

Awalnya, di tahun 2008, Bunda Ranti iseng ingin membuka Bimbingan Belajar atau semacam Les Privat untuk beberapa anak tetangganya yang saat itu belum masuk TK/PAUD secara formal. Niat itu berawal saat Bunda Ranti mendengar ada beberapa tetangga yang mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan di beberapa TK/PAUD Formal/Swasta. Lagi pula jarak tempuh yang lumayan jauh menjadi kendala bagi beberapa ibu rumahtangga untuk mengantarkan anak mereka sekolah di TK yang saat itu hanya ada di daerah Samarinda Seberang. Jarak tempuh sekitar 10-15 KM dengan waktu tempuh kurang-lebih 30-45 menit dengan kendaraan bermotor dalam keadaan lalu lintas padat dari arah Palaran menuju Samarinda Seberang. Resiko di perjalanan pun terbilang rawan, sebab jalan poros Palaran menuju Samarinda Seberang banyak dilalui mobil truk dan mobil container besar yang mengangkut barang-barang logistic dari Pelabuhan Peti Kemas menuju Kota Samarinda. Resiko ini tentu menjadi pertimbangan para orangtua sehingga ingin menyekolahkan anak-anak mereka di lokasi yang lebih dekat dari rumah tinggal mereka.


Di tahun 2008 itu, beberapa tetangganya meminta secara langsung kepada Bunda Ranti agar membuka penerimaan Les Privat atau semacam Bimbingan Belajar di rumah untuk anak-anak tetangga di sekitar tempat tinggal mereka. Menurut keterangan Bunda Ranti, saat itu bulan September 2008, itulah awal mula pertama Bunda Ranti membuka les privat atau semacam Bimbingan Belajar (non-formal) untuk beberapa orang anak tetangga di sekitar rumahnya dengan biaya seikhlasnya dari orangtua murid. "Ada juga yang tidak bisa memberi apa-apa karena kehidupan ekonomi mereka yang tidak memungkinkan, nggak apa-apa. Saya berbagi ilmu dengan anak-anak itu dengan ikhlas dari hati yang tulus. Saya percaya, kelak semua akan ada waktunya berbuah manis," ucap Bunda Ranti dalam kebersahajaannya.

Menurut pengakuan Bunda Ranti, ide untuk membuka Les Privat atau bimbingan Belajar ini sebenarnya sangat sederhana, sebab saat itu Bunda Ranti hanya berpikir bagaimana beliau bisa berbagi ilmu tanpa harus meninggalkan puteri sulungnya, Sekar, yang saat itu masih kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun